Perdamaian Suporter

Alex Tualeka: Akhiri Rivalitas Antar Suporter, Negara Harus Turun Tangan dalam Menghentikan Rivalitas Ini

Alex Tualeka mengajak para suporter untuk menghentikan rivalitas yang selama ini ada sekaligus mengajak negara untuk turut andil dalam menghentikan masalah ini

Featured-Image
Alex Tualeka mengajak para suporter untuk menghentikan rivalitas (apahabar.com/ Farhan)

bakabar.com, JAKARTA – Tragedi Kanjuruhan menjadi catatan peristiwa terkelam dalam sejarah sepakbola tanah air. Perwakilan ofisial Persebaya, Alex Tualeka, lantas menyerukan pesan perdamaian antar suporter sekaligus menegaskan Negara harus turut serta dalam upaya perdamaian antar suporter klub demi sepakbola Indonesia yang lebih baik.

Laga derbi jatim antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu lalu sebagai Tragedi kelam dalam sejarah persepakbolaan Indonesia. Dalam laga yang diselenggarakan di Stadion Kanjuruhan itu membuat 131 orang meninggal dunia.

Dengan adanya tragedi tersebut, membuat para suporter klub Indonesia lantas menyerukan perdamaian terhadap klub dengan rivalitas tinggi misalnya, Persija Persib dan Arema Persebaya.

Pasalnya, insiden suporter meniggal dunia karena permasalahan rivalitas di sepak bola Indonesia bukan kali ini saja terjadi.

Menanggapi hal tersebut, perwakilan ofisial Persebaya, Alex Tualeka lantas mendukung agar suporter indonesia dapat melakukan pembenahan secara menyeluruh agar insiden serupa tak terjadi lagi di masa yang akan datang.

“Jadi, yang kita tekankan adalah bagaimana suporter bisa menyadari rivalitas yang sehat itu harus tunduk di benak para suporter itu sendiri,” ujar Alex Tualeka saat ditemui seusai rakor dengan Kemenpora pada Kamis (6/10) kemarin.

“kekalahan itu bukan berarti kiamat bagi klub itu, sehingga mereka harus berbenah,” lanjutnya.

Alex Tualeka juga mengatakan bahwa para suporter klub di Indonesia harus dapat mengerti jika sebuah kemenangan dalam pertandingan tak bisa raih setiap saat pada setiap pertandingan.

Oleh karenanya, ia meminta kepada semua suporter di Indonesia yang memiliki rivalitas yang cukup tinggi untuk menerima hasil pertandingan tim kesayangannya.

“Mampu menerima jika kalah dan berpesta saat menang, kita juga harus siap-siap bersedih saat kalah. Bukan berarti mereka merusak. Jadi, itu harus dipahami oleh para suporter itu sendiri,” ungkapnya.

Lebih lanjut, menurutnya suporter harus lebih modern dan ada baiknya jika para fans tersebut lebih mengutamakan kreativitas ketimbang rivalitas.

Disisi lain, ia juga menegaskan bahwa negara harus turun tangan dan turut hadir dalam upaya perdamaian antar suporter ini.

Tidak hanya itu, ia juga meyebut bahwa negara dapat memberikan tindakan tegas terhadap para suporter yang masih bersifat provokator atau membuat suatu narasi yang negatif dengan mempidanakan mereka.”

"Negara harus turun. Setiap dirigen, capo yang selalu menyanyikan lagu-lagu kebencian di tribun ini harus ditindak tegas. Sepanjang itu negara tidak hadir untuk menangkap dan mengadili mereka, maka permusuhan itu akan terus diwariskan,” tegas Alex.

“Hal yang paling sederhana adalah siapa yang memulai (provokasi) itu di tribun harus ditangkap dan diadili. Meding tidak ada sepak bola daripada kita mewariskan kebencian, kita menghadirkan korban-korban baru hanya karena sepak bola," tutupnya tegas.

Editor
Komentar
Banner
Banner