bakabar.com, BANJARMASIN – Dua buah spanduk bernada kecaman terhadap Ketua DPRD Kota Banjarmasin, Harry Wijaya membentang di samping jembatan flyover, Simpang 4 Jalan Gatot Subroto Banjarmasin, Senin (11/4) sore.
Sambil mengumandangkan ikrar perjuangan mahasiswa dari atas jembatan, spanduk sepanjang 3 meter itu dibentangkan selama 10 menit.
Ya, aksi dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banjarmasin sebagai bentuk protes terhadap Harry Wijaya.
Politisi asal Partai Amanat Nasional (PAN) itu sudah tiga kali mangkir panggilan. Teranyar, ia bahkan tak terlihat saat HMI menggelar aksi di depan kantor DPRD Banjarmasin, pagi tadi.
"Ini adalah tanda peringatan keras kepada Ketua DPRD Kota Banjarmasin," kata Ketua HMI Banjarmasin, Nurdin Ardalepa.
Sudah berkali-kali aksi, HMI menyoroti sejumlah masalah yang terjadi di kota seribu sungai.
Salah satunya terkait penerapan Peraturan Daerah (Perda) Kota Banjarmasin tentang tempat hiburan malam (THM).
Nurdin menyebut selama ini penerapan aturan itu terkesan hanya berjalan di atas kertas. Fakta di lapangan, pihaknya masih menemui adanya kesenjangan penertiban.
"Dalam aturan, jam 1 malam itu mestinya sudah tutup semua THM. Tapi pada beberapa tempat masih ada beberapa yang dibiarkan buka," ujarnya.
Selain menyoal isu lokal, HMI Banjarmasin juga menyoroti ragam masalah secara nasional. Misalnya, seperti kenaikan harga minyak goreng, Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga pajak pertambahan nilai (PPN) 11 persen.
Massa turut menggaungkan penolakan penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan 3 periode.
Aksi nanti akan digelar secara maraton tiga hari berturut-turut. Sembari menunggu itikad baik Ketua DPRD Banjarmasin.
"Rencananya, 13 April nanti kita bakal menggelar puncak aksi. Menduduki kantor DPRD Banjarmasin," pungkasnya.