bakabar.com, JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menyebut alasan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 lantaran standarisasi keamanan.
Hal tersebut yang tercantum dalam surat yang dilayangkan Presiden FIFA Gianni Infantino kepada Presiden Jokowi yang menyertakan standarisasi keamanan dalam gelaran Piala Dunia U-20.
Baca Juga: Piala Dunia U-20 Batal, STY Ragukan Masa Depannya di Timnas Indonesia
Untuk itu Erick melaporkan hasil pertemuannya dengan Gianni di Doha, Qatar kepada Jokowi di Istana Merdeka, Rabu kemarin.
"Kalau di surat, saya pengertiannya di situ FIFA bicara transformasi lagi. FIFA menyiapkan tim untuk transformasi sepak bola salah satunya memang waktu (insiden) Kanjuruhan itu isu standardisasi daripada keamanan," kata Erick, Jumat (31/3).
Ia mengaku tak melaihat langsung isi surat yang disampaikan Presiden FIFA. Namun Jokowi langsung menginstruksikan PSSI agar menyelesaikan peta biru transformasi sepak bola nasional.
Baca Juga: Piala Dunia U-20 di Indonesia Batal, UMKM Ikut Terdampak
Kedua, Presiden Jokowi menginstruksikan agar Erick kembali membuka pembicaraan dengan FIFA agar Indonesia tidak dikenakan sanksi terberat, yakni tidak berkompetisi dalam kejuaraan mana pun di tingkat dunia, seperti tahun 2015.
Lalu Erick menilai bahwa FIFA mementingkan standar keamanan (security) dan keselamatan (safety) di enam stadion yang menjadi venue Piala Dunia U20 agar tidak terulang seperti pada tragedi Kanjuruhan.
"Kenapa juga FIFA mengecek lapangan yang enam dipakai ini sesuai dengan standar atau tidak juga karena itu. Jadi, memang security dan safety menjadi penting. Kita sebagai host country juga security dan safety menjadi penting," jelasnya.
Baca Juga: Batal Gelar Piala Dunia U-20, Erick Thohir Unggah Postingan Warna Hitam
Oleh karena itu, Erick akan berkomunikasi dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tentang 22 stadion yang sudah diaudit oleh Presiden Jokowi.
Beberapa stadion yang sudah diaudit itu sudah dikategorikan berdasarkan ringan hingga berat untuk distandardisasikan sesuai dengan arahan FIFA.
"Ini menjadi hal yang sangat kita harus standardisasikan, yang namanya manajemen pertandingan, manajemen lapangan pertandingan itu harus menjadi hal-hal standar kalau memang kita mau menjadi transformasi," pungkasnya.