Tak Berkategori

Akibat Banjir di Batola, Ribuan Ekor Itik Mati

apahabar.com, MARABAHAN – Tidak hanya kerusakan infrastruktur, ribuan ternak itik mati dan mengalami krisis pakan akibat…

Featured-Image
Tidak hanya menyebabkan ribuan warga mengungsi, banjir di Barito Kuala juga menyebabkan ribuan ternak itik mati. Foto: apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Tidak hanya kerusakan infrastruktur, ribuan ternak itik mati dan mengalami krisis pakan akibat banjir yang melanda Barito Kuala selama lebih dari empat pekan.

Berdasarkan pendataan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Batola, peternak yang paling terdampak banjir berada di Desa Tabing Rimbah dan Karang Bunga di Kecamatan Mandastana.

Tercatat 1.615 ekor itik mati dari total populasi sebanyak 5.500 ekor atau 29,6 persen. Rinciannya 965 ekor atau 58,8 persen kematian terjadi di Tabing Rimbah. Kemudian 650 ekor atau 16,25 persen di Karang Bunga.

“Penyebab kematian tersebut adalah krisis pakan,” jelas Kepala Disbunak Kalsel, Suwartono Susanto, Selasa (23/2).

“Lebih dari sebulan, pakan tidak dapat didistribusikan ke Batola akibat jalan yang terendam banjir. Pun kondisi kandang sudah tidak layak lagi akibat banjir,” imbuhnya.

Untuk memulihkan kerugian yang dialami peternak di Tabing Rimbah, anggaran bantuan yang dibutuhkan mencapai Rp144,7 juta.

Kemudian bantuan pakan sebesar Rp80,7 juta untuk kebutuhan 675 ekor sisa ternak itik selama dua bulan.

Sedangkan anggaran rehabilitasi ternak itik di Karang Bunga diestimasi mencapai Rp97,5 juta. Sementara bantuan pakan selama dua bulan untuk sisa 3.500 ekor itik berkisar Rp56,5 juta.

“Untungnya peternak sapi tidak mengalami kerugian berarti, mengingat sebagian besar ternak mereka sudah diungsikan ke tempat yang lebih aman,” beber Suwartono.

Sementara kerugian yang terjadi di sektor perkebunan, juga tidak sedikit. Mayoritas kerusakan terjadi di Kecamatan Mandastana, Rantau Badauh dan Cerbon.

“Tercatat 95,7 hektar tanaman karet dikategorikan mengarah kematian. Sementara sawit rakyat yang terendam mencapai 2.230,5 hektar dan kelapa 81,2 hektar,” papar Suwartono.

“Setelah dilakukan pendataan tersebut, kami sekaligus berharap peternak mendapatkan bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat berupa bibit dan pakan,” tandasnya.



Komentar
Banner
Banner