bakabar.com, SAMPIT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, menyatakan bahwa delapan wilayah masuk zona rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring dengan mulai masuknya musim kemarau.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kotim, Multazam, mengungkapkan bahwa tanda-tanda kemarau mulai terlihat dengan fenomena embun tebal di pagi hari, curah hujan yang tidak merata, serta meningkatnya suhu udara yang kini bisa mencapai 35 derajat Celsius di siang hari.
"Berdasarkan pengalaman dan kajian risiko bencana, wilayah yang berpotensi tinggi terhadap karhutla antara lain Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut, Seranau, Kota Besi, Cempaka Mulia Timur, dan sebagian wilayah Parenggean," ujar Multazam, Selasa, (20/05/2025).
Menurutnya, daerah-daerah tersebut didominasi oleh lahan gambut yang sangat rentan terbakar saat musim kemarau. BMKG juga memprediksi bahwa curah hujan akan terus menurun dari minggu ketiga Mei hingga Juli, seiring pergerakan musim kering dari wilayah selatan menuju utara Kotim.
Menghadapi potensi ancaman ini, BPBD Kotim terus melakukan berbagai langkah antisipasi seperti patroli rutin, pemantauan titik rawan, serta sosialisasi kepada masyarakat. Multazam mengimbau warga agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena risiko penyebaran api sangat tinggi.
"Kami sangat berharap peran serta masyarakat untuk lebih waspada dan tidak membakar lahan sembarangan. Ini demi menjaga keselamatan lingkungan dan masyarakat luas," tegasnya.
Ia juga menyoroti potensi ulah oknum tidak bertanggung jawab yang bisa saja memicu karhutla secara sengaja. Karena itu, pendekatan pencegahan dan edukasi terus diintensifkan.
“Kita harus bergerak bersama. Pencegahan adalah langkah paling penting agar Kotim tidak mengalami bencana kabut asap seperti tahun-tahun sebelumnya,” tutup Multazam.