bakabar.com, PELAIHARI – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) diduga menyerang puluhan sapi di Bumi Jaya Pelaihari. Mendapat kabar itu, Pemkab Tala pun bergerak menerjunkan petugas kesehatan.
Sebelumnya ada 43 sapi terindikasi terjangkit kena Penyakit Mulut dan Kuku. Namun terus berkembang, hingga 60 ekor ternak sapi terindikasi diserang PMK.
Dari informasi terhimpun, Senin (23/5), beberapa ternak sapi di RT 9 Desa Bumi Jaya mengalami sakit, sudah tiga tidak bisa makan. Gejalanya mirip PMK, mulut terlihat luka seperti sariawan dan suaranya ngorok.
Guna mencegah hal itu, tim kesehatan hewan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut, melakukan pemeriksaan pengobatan pemberian suntikan vitamin dan antibiotik.
Kepala Desa Bumi Jaya Mulyono saat ditemui di kantornya mengatakan, dengan bertambahnya wabah mirip PMK, hewan ternak sapi belum diperbolehkan untuk keluar.
“Sementara kita Lockdown dulu tidak boleh menjual hewan ternak sapi keluar Desa maupun beli dari luar,” ucapnya.
Menurutnya upaya penanggulangan pencegahannya, semua hewan ternak sapi sedang dilakukan pemeriksaan pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dibantu dari Veteriner Banjarbaru UPT Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
“Kasus wabah mirip PMK ini sebelumnya ada 43 kasus, sekarang bertambah menjadi 17 kasus , jadi semuanya menjadi 60,” katanya.
Ia bilang, wabah mirip PMK di Desa Bumi Jaya kurang lebih diketahui sekitar 10 hari yang lalu. Penyebaran cukup cepat, dimulai dari RT 4 sekarang sudah menyerang di RT 3, RT 10.
“Gejalanya nafsu makan ternak sapi berkurang dan mengeluarkan liur di hidung, bibir terlihat kering. Satu ekor pedet ( anak sapi ) mati diduga terkena wabah ini,” katanya.
Ia menambahkan, warga di Desa Bumi Jaya sendiri rata-rata memiliki hewan ternak sapi. Diperkirakan hampir 500 peternak.
Dokter hewan Herwanto dari Veteriner Banjarbaru UPT Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengatakan, sejak Jumat pihaknya melakukan sikap tanggap terhadap kewaspadaan penyakit PMK di Desa Bumi Jaya.
Ia bilang, setelah mendapat sampel wabah dari Tanah Laut yang diduga positif PMK, maka tim kesehatan hewan melakukan pencegahan pengobatan dengan suntik vitamin dan suntik antibiotik kepada hewan ternak sapi.
“Kita lakukan pencegahan ini untuk mengendalikan penyebaran penyakit PMK dengan pemberian pengobatan sekali suntik biasanya akan cepat membaik, paling rawan penyakit seperti ini menyerang pedet ( anak sapi),” ucapnya.
Herwanto, mengatakan pencegahan wabah ini akan terus dilakukannya, hingga penyakit tersebut tidak menyebar ke tempat lain.
Dari informasi dia dapat pertengahan bulan Juli 2022 ini Pemerintah sudah merencanakan masuk vaksin impor, sedangkan pembuatan vaksin sudah direncanakan di Surabaya pada bulan Agustus.