News

50 Ribu Warga Ukraina Mengungsi Sejak Rusia Menyerang

apahabar.com, JAKARTA – Sejak Rusia memutuskan menyerang Ukraina pada Kamis (24/2), ledakan bom dan rudal memenuhi…

Featured-Image
Kemacetan lalu lintas bermil-mil terjadi di ibu kota Ukraina pada Kamis (24/2). Foto-Net.

bakabar.com, JAKARTA – Sejak Rusia memutuskan menyerang Ukraina pada Kamis (24/2), ledakan bom dan rudal memenuhi berbagai kota di negara itu. Akibatnya, puluhan ribu orang telah meninggalkan Ukraina hanya dalam waktu dua hari.

“Lebih dari 50.000 pengungsi Ukraina telah pergi dari negara mereka dalam waktu kurang dari 48 jam, mayoritas pergi ke Polandia dan Moldova, dan banyak lagi yang bergerak ke perbatasan,” kata Komisaris Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi, Filippo Grandi, dalam pernyataan Twitter, dilansir CNN Indonesia, Jumat (25/2).

Pada Jumat (25/2) dini hari, ledakan terdengar di Kiev, ibu kota Ukraina membuat sirene waspada udara berbunyi di kota itu.

Pasukan Rusia juga dilaporkan mencoba memasuki Kiev lewat utara, tetapi pihak Ukraina mengklaim berhasil memukul mundur tentara Moskow di wilayah itu.”Tentara Rusia berusaha untuk melewati kota utara Chernigiv–di mana mereka dipukul mundur oleh tentara Ukraina–untuk menyerang Kiev,” kata militer Ukraina melalui pernyataan di Facebook seperti dikutip AFP.

Meski mendapatkan perlawanan dari militer Ukraina, pasukan Rusia berhasil masuk ke Kiev. Rusia dilaporkan bergerak dari arah timur laut, barat daya, dan utara untuk mengepung ibu kota negara itu.Rusia juga mengklaim berhasil merebut lapangan terbang Hostomel, yang mana berada di wilayah barat daya Kiev.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa dengan perebutan lapangan terbang ini, pasukan mereka berhasil memblokir akses Kiev dari barat.

Melihat situasi Ukraina yang kian terkepung, pemerintah meminta warga melaporkan pergerakan tentara Rusia dan membuat bom molotov untuk melawan.

“Kami mendesak warga untuk menginformasikan pergerakan pasukan, membuat bom molotov, dan melawan musuh,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Ukraina lewat unggahan Facebook.

Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mendesak Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk berdialog demi mencegah perang terus terjadi.

“Saya ingin berbicara dengan Presiden Federasi Rusia sekali lagi. Ada pertempuran di seluruh Ukraina saat ini. Mari duduk di meja negosiasi untuk menghentikan kematian lebih banyak orang,” ucap Zelensky dalam pesan video pada Jumat (25/2).

Keinginan Ukraina sepertinya disambut baik oleh Rusia. Kremlin menyatakan siap mengirim perwakilan mereka ke Minsk, ibu kota Belarus, untuk berunding bersama pihak Ukraina.

“Melanjutkan permintaan Zelensky untuk membicarakan status netral Ukraina, (Presiden Rusia Vladimir) Putin akan mengirim perwakilan dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan pemerintahannya untuk bernegosiasi dengan delegasi Ukraina,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Serangan Rusia di Ukraina resmi terjadi setelah Putin memerintahkan operasi militer di Donbas, wilayah timur Ukraina. Namun kemudian, Ukraina mengatakan Rusia mengepung negaranya dari tiga sisi, yaitu dari Belarus di utara, perbatasan dengan Rusia di timur, dan Crimea di selatan.

Rusia mengklaim hanya menargetkan fasilitas militer Ukraina, tetapi Zelensky mengatakan Moskow juga menyerbu fasilitas sipil.



Komentar
Banner
Banner