bakabar.com, JAKARTA – Hari ini, 14 April 2022, bertepatan dengan 50 hariinvasi Rusia ke Ukraina. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan Rusia soal kemanusiaan.
Direktur JenderalWHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan,perang Rusia Ukrainatelah memakan ribuan nyawa, terutama masyarakat sipil dan anak-anak. Layanan kesehatan, pasokan makanan hingga kebutuhan medis juga ikut terganggu.
“Besok (hari ini) menandai 50 hari sejak Rusia menginvasi Ukraina. Saat itu, 4,6 juta pengungsi telah meninggalkan negara tersebut,” kata Tedros saat konferensi pers WHO pada Rabu malam, 13 April 2022.
“Ribuan warga sipil tewas, termasuk anak-anak. Ada 119 serangan yang diverifikasi terhadap perawatan kesehatan. Layanan kesehatan terus sangat terganggu, terutama di bagian timur negara itu,” Tedros menambahkan.
Tedros lalu menekankan Rusia untuk berdamai dan menghentikan peperangan. Hal itu demi kemanusiaan sehingga tak ada lagi nyawa melayang.
“Demi kemanusiaan, saya mendesakRusia untuk kembali ke meja perundingan dan bekerja melakukan perdamaian,”dia menegaskan.
“Sementara itu, koridor kemanusiaan harus dibuat agar pasokan medis, makanan dan air dapat dikirim dan warga sipil dapat pindah ke tempat yang aman,” katanya.
Upaya membantu Ukraina, WHO membantu menyalurkan pendanaan. Beberapa negara lain juga menyumbang dana dan memberikan dukungan cepat tanggap kepadaUkraina.
“Sampai saat ini, WHO telah menerima hampir 53 persen dari kebutuhan pendanaannya untuk Ukraina selama tiga bulan pertama,”katanya.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Kanada, Irlandia, Jepang, Norwegia, Novo Nordisk Foundation, Swiss, danUN Central Emergency Response Fund atas kontribusi tepat waktu mereka,” Tedros menambahkan, kutip Liputan6.com.
Pendanaan dan Respons Kesehatan
Lebih lanjut Tedros, mengatakan, dukungan kesehatan terkait medis dan sumber daya kepada Ukrainadatangdari beberapa negara lainnya.
“Saya juga ingin berterima kasih kepadaEuropean Civil Protection and Humanitarian Aid Operations (ECHO), Jerman,Saudi Arabia KSRelief, dan Amerika Serikat yang telah memberikan dukungan tambahan untuk respons kesehatan di Ukraina dan negara-negara tetangga,”katanya.
“Tetapi sumber daya tambahan akan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang,” Tedros menambahkan.
Pada Kamis 7 April2022, WHO mengatakan telahmengonfirmasi lebih dari 100 serangan terhadap layanan kesehatan di Ukraina, karena menyerukan akses kemanusiaan ke kota Mariupol yang terkepung.
“Sampai sekarang, WHO telah memverifikasi 103 insiden serangan terhadap layanan kesehatan, dengan 73 orang tewas dan 51 terluka, termasuk petugas kesehatan dan pasien,” kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, menyebutnya sebagai ‘tonggak suram’.
Serangan Layanan Kesehatan
Dari serangan yang dikonfirmasi, seperti dikutip dariThe Straits Times,Jumat (8/4/2022), 89 telah berdampak pada fasilitas kesehatan dan sebagian besar sisanya mengenai layanan transportasi, termasuk ambulans.
“Kami marah karena serangan Rusia terhadap perawatan kesehatan terus berlanjut,” kata kepala WHO, seraya menambahkan bahwa itu merupakan ‘pelanggaran hukum humaniter internasional’.
Berbicara pada konferensi pers sebelumnya di Lviv, direktur regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge menyesalkan bahwa sementara bantuan kesehatan telah mencapai banyak ‘daerah yang terkena dampak’, beberapa lainnya masih di luar jangkauan.
“Memang benar beberapa tetap sangat sulit. Saya pikir prioritas pasti, saya pikir kita semua setuju, adalah Mariupol,” kata Dr Kluge kepada wartawan.
Terletak di tempat tenggara yang strategis antara Krimea yang diduduki Rusia dan daerah separatis pro-Rusia di timur Ukraina, Mariupol telah menjadi tempat beberapa serangan paling sengit oleh pasukan Moskow.
Warga telah berbicara tentang kehancuran total dan kondisi yang mengerikan. Populasi kota telah menyusut dari 400.000 sebelum konflik menjadi sekitar 120.000 hari ini.
Mariupol Paling Terdampak
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu menuduh Rusia memblokir akses kemanusiaan ke kota itu untuk menyembunyikan bukti ‘ribuan’ orang yang tewas di sana.
Dr Kluge pada saat yang sama mencatat bahwa WHO telah ‘mengirimkan lebih dari 185 ton pasokan medis ke daerah-daerah yang paling parah di negara itu, mencapai setengah juta orang’.
Direktur regional juga mencatat bahwa ’50 persen apotek Ukraina dianggap tutup dan 1.000 fasilitas kesehatan berada di dekat area konflik atau area kontrol yang berubah’.