Histori

4 Juli 1954, Ibu Rumah Tangga di Inggris Kembali Bebas Beli Daging

Hari ini 69 tahun yang lalu, para ibu rumah tangga di Inggris merayakan kebebasan mereka dari pembatasan penjualan dan pembelian bahan pokok.

Featured-Image
Ilustrasi daging beku. Foto-net

bakabar.com, JAKARTA - Hari ini 69 tahun yang lalu, para ibu rumah tangga di Inggris merayakan kebebasan mereka dari pembatasan penjualan dan pembelian bahan pokok. Sebagai bagian dari perayaan, kelompok Asosiasi Ibu Rumah Tangga di London mengadakan upacara khusus di London's Trafalgar Square untuk menandai 'Derationing Day' tersebut.

Penderitaan rakyat Inggris berakhir pada tanggal 4 Juli 1954 tengah malam. Pemerintah Inggris mengumumkan dicabutnya peraturan yang membatasi penjualan dan pembelian daging pada semua rumah tangga di Inggris. Pencabutan permanen ditandai oleh Menteri Bahan Bakar dan Ketenagalistrikan, Geoffrey Lloyd. Ia membakar replika besar buku catatan tentang penjatahn pada pertemuan terbuka di daerah pemilihannya. Dan pada 4 Juli 1954 itu, untuk pertama kalinya sejak perang dimulai pada tahun 1939, Pasar Smithfield London dibuka pada tengah malam. Biasanya pasar tersebut dibuka pada pukul 06.00 pagi. Tengah malam itu, para penjual daging dengan semangat membara menawarkan dagangan mereka.

Baca Juga: Santap Daging Kurban, Warga di Surabaya Keracunan Massal!

14 Tahun Dijatah

Penjatahan pembelian makanan dan bahan pokok lainnya terjadi selama empat belas tahun di Inggris. Penjatahan tersebut dimulai pada 8 Januari 1940, empat bulan setelah pecahnya Perang Dunia 2. Perang yang melibatkan Inggris, Perancis dan Jerman berdampak pada tertutupnya jalur distribusi makanan dan bahan pokok lainnya.

Pemerintah Inggris terpaksa memberlakukan penjatahan untuk pembelian bahan makanan pokok. Awalnya adalah daging, gula dan mentega, namun akhirnya merambat ke bahan kebutuhan rumah tangga yang lain. Pada tanggal 11 Maret 1940 semua pembelian daging dijatah. Pemerintah lalu memberlakukan kupon dan setiap warga hanya boleh menukarkan kupon untuk membeli daging, mentega dan gula.

Dampaknya, perdagangan bahan pokok di pasar gelap meningkat pesat, tentu dengan harga yang tinggi. Sementara di pasar resmi warga harus antre panjang untuk mendapatkan daging, gula dan mentega. Pembatasan juga diberlakukan untuk membeli tepung dan pakaian, dan akhirnya merambah ke hampir semua kebutuhan pokok termasuk bensin, bahkan sabun. Pilihan lainnya adalah warga kembali melakukan sistem barter untuk mendapatkan makanan dan bertahan hidup.

Meski demikian, pemerintah Inggris memberlakukan kebijakan yang manusiawi untuk ibu hamil dan menyusui. Mereka memberikan sebuah buku hijau yang bisa menjadi catatan untuk mendapatkan tunjangan dan makanan untuk ibu hamil dan menyusui.

Baca Juga: Harga Daging Ayam Masih Meroket, Warga DKI Jakarta Menjerit!

Dicabut Bertahap

Tiga tahun setelah perang berakhir, pemerintah mulai melonggarkan aturan. Pembatasan secara bertahap mulai dilakukan. Dimulai dengan dicabutnya jatah pembelian tepung pada 25 Juli 1948, dan diikuti dengan pakaian pada 15 Maret 1949. Lalu pada tanggal 19 Mei 1950, penjatahan diakhiri untuk buah-buahan kaleng dan buah kering, biskuit, cokelat, tetes tebu, sirup, permen, dan daging cincang.

Penjatahan bensin, yang mulai diberlakukan pada tahun 1939, berakhir pada Mei 1950. Berikutnya, pemerintah juga mencabut aturan penjatahan pembelian sabun pada September 1950. Tiga tahun kemudian giliran penjualan gula dihentikan jatahnya dan pada bulan Mei penjatahan penjualan mentega berakhir.

Pada bulan Februari Kementerian Pangan berhenti mengendalikan penjualan daging dan mengumumkan akan mengakhiri semua penjatahan makanan pada musim panas di tahun tersebut. Dan tanggal 4 Juli 1954 menjadi kabar baik bagi seluruh ibu rumah tangga di Inggris setelah secara resmi pemerintah juga mencabut aturan penjatahan pembelian daging. Hari itu, warga Inggris boleh kembali belanja kebutuhan mereka dengan bebas, tanpa dijatah lagi.

Editor


Komentar
Banner
Banner