Musim Kemarau

12 Kecamatan di Lebak Terancam Kekeringan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten memetakan 12 kecamatan masuk daerah rawan kekeringan sehingga dapat mengakibatkan masyarakat

Featured-Image
Sejumlah daerah di Indonesia diperkirakan mengalami kekeringan di 2023. Foto-Istock

bakabar.com, JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten memetakan 12 kecamatan masuk daerah rawan kekeringan sehingga dapat mengakibatkan masyarakat di daerah itu kesulitan air bersih.

"Kami siap mendistribusikan air bersih jika warga mengalami kesulitan air akibat dampak perubahan iklim El Nino atau kekeringan yang puncaknya Agustus- September 2023," kata Plt Kepala BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama seperti dilansir Antara, Sabtu (22/7).

BPBD Kabupaten Lebak kini melakukan pemantauan ke kecamatan yang masuk daerah rawan kekeringan.

Pemantauan itu salah satu upaya untuk penanganan jika terjadi kekeringan, terlebih El Nino puncaknya pada Agustus-September mendatang.

Baca Juga: 4 Unit Helikopter Dikerahkan Atasi Karhutla di Kalsel

Namun pihaknya sejauh ini belum menerima laporan warga kesulitan air bersih maupun petani yang mengalami kekeringan.

"Kami menyiagakan tiga unit kendaraan mobil tangki jika warga mengalami krisis air bersih," katanya menjelaskan.

Menurut dia, BPBD memetakan daerah rawan kekeringan tersebar di 12 kecamatan antara lain Kecamatan Cimarga, Karanganyar, Cibadak, Warunggunung, Sajira, Muncang, Cirinten, Cileles, Banjarsari, Wanasalam, Cihara, dan Leuwidamar.

Daerah-daerah rawan kekeringan hingga mengakibatkan kesulitan air bersih berada di lokasi dataran tinggi.

BPBD Lebak juga melaporkan areal pertanian padi yang mengalami kekeringan kepada Dinas Pertanian setempat.

"Kami siaga selama 24 jam menghadapi El Nino untuk memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat," kata Febby.

Baca Juga: Polisi Ciduk Perempuan Penyalur Pekerja Migran Ilegal di Jambi

Febby mengatakan masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih karena berbagai faktor di antaranya belum tersentuh jaringan pelayanan PDAM juga ketersedian air bawah tanah terjadi kekeringan yang menyebabkan sumur timba dan 'jetpump' tidak mengeluarkan air.

BPBD Lebak juga berharap warga yang belum tersentuh pelayanan PDAM agar bisa terlayani sehingga jika musim kemarau tidak terjadi krisis air bersih.

Selain itu juga pemerintah dan masyarakat setiap tahun melakukan gerakan tanam di lahan-lahan milik masyarakat dan hutan untuk penghijauan.

Bahkan, pertengahan Juli 2023 Bupati Lebak dengan PT Telkom melakukan reboisasi penghijauan di Kecamatan Lebak Gedong untuk mencegah longsor juga bisa menyimpan resapan air.

"Kami terus bergerak dengan menanam aneka tanaman keras agar hutan jangan sampai kritis yang bisa menimbulkan kekeringan dan kesulitan air bersih itu," katanya.

Baca Juga: Walhi Desak Penyelesaian Konflik Lahan Warga dengan PT FPIL

Sementara itu sejumlah warga Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya hingga kini sumur bawah tanah mulai terjadi penyusutan air sejak dua pekan di daerah ini tidak dilanda hujan.

"Kami jika terjadi kekeringan akibat iklim El Nino dipastikan akan meminta bantuan pasokan air bersih kepada BPBD setempat,"kata Ujang, warga Wanasalam Kabupaten Lebak.

Editor


Komentar
Banner
Banner