bakabar.com, BANJARMASIN – “Saat muda rasanya dunia punya kita/Tanpa beban bagai akan hidup selamanya.”
Dibuka dengan nada-nada yang ganjil, “Batas” memiliki suasana yang tak sekadar gelap, tetapi juga mencekam. Seperti ada banyak rahasia. Ada kengerian yang tersembunyi. Danilla bernyanyi seakan-akan dia sedang berada di dalam dimensi yang berbeda.
Keganjilan belum berhenti. Setelah bagian intro menghilang dari telinga, suara petikan gitar, ketukan, dan bebunyian yang suram muncul, lalu menyelimuti di sepanjang lagu. Chord-chord minor membuat suasana lagu itu makin terasa mistis.
Danilla bernyanyi lagi:
“Hidup ini hanya sekali/Nikmati selagi bisa/Jika ada yang menghalangi/Abaikan kata mereka/Mungkin hanya menakuti saja/Abaikan kata mereka.”
“Abaikan peringatan/Lakukan apa yang kau inginkan/Tiada yang menghalang/Tiada.”
“Saat muda bukan berarti kau tahu semua/Jika dewasa baru kau akan paham maksudnya/Jangan sampai engkau lewat batas.”
Lirik yang ditulis Danilla merupakan kritik terhadap perilaku anak muda yang melanggar etiket dan norma. Ceritanya sama seperti kisah Ayu dan Bima saat melakukan KKN di Desa Penari yang berujung petaka.
Danilla mampu membawa pendengar seakan masuk ke Desa Penari sambil berjalan di tengah hutan, lalu bertemu dengan wajah-wajah yang penuh tanda tanya.
Danilla berhasil membuat orang yang mendengarkan lagunya memiliki perasaan seperti yang dialami para mahasiswa nahas itu. Ada ketakutan, kecemasan dan kengerian. Bunyi-bunyian yang mengiringi di sepanjang lagu akan membuat siapa saja “bergidik”.
Lagu itu diproduseri oleh Lafa Pratomo, seorang komposer musik berpengalaman di Tanah Air. Dalam penulisan liriknya, Danilla dibantu oleh Hasief Ardiansyah yang juga dikenal sebagai editor di salah satu majalah musik Indonesia.
Danilla Riyadi lahir di Jakarta pada 12 Februari 1990. Beberapa tahun belakangan ini namanya makin populer. Tak hanya besar di skena musik indie, tetapi namanya sudah dikenal oleh komunitas masyarakat yang jauh lebih besar.
Bersama Jason Ranti, dia tercatat pernah menjadi kameo di film “Koboy Kampus” yang diproduksi oleh 69 Production. Danilla Jelita Poetry Riyadi juga menjadi pemeran utama pada film “Pretty Boys” yang cukup sukses di pasaran.
Seperti yang sudah banyak diketahui, KKN di Desa Penari merupakan cerita horor populer yang diambil dari kisah nyata di sebuah desa di Pulau Jawa. Dari Twitter, kisah itu viral pada 2019 lalu. Berdasarkan informasi yang banyak beredar, lokasi Desa Penari berada di Jawa Timur.
Film Desa Penari diproduksi oleh MD Pictures dan disutradarai oleh Awi Suryadi. Film KKN di Desa Penari dijadwalkan akan tayang di bioskop pada 19 Maret 2020.
Baca Juga: "31F" Jadi Pintu Gerbang Reuni Slank Formasi 13
Baca Juga: Corona Jadi Judul Lagu Dangdut Remix, Netizen: WHO Menangis Mendengar Ini
Baca Juga: George Harrison dan Warisannya terhadap Perkembangan Rock Modern
Baca Juga: Bawakan "Kirana" dan "Separuh Nafas", Dewa 19 Disambut Standing Ovation
Editor: Puja Mandela