Tak Berkategori

Kebakaran Lahan Masih Mengintai Penajam, Calon Ibu Kota RI

apahabar.com, PENAJAM – Kebakaran hutan dan lahan rupanya masih mengintai calon ibu kota negara (IKN) di…

Featured-Image
Ilustrasi karhutla. Foto- apahabar.com

bakabar.com, PENAJAM – Kebakaran hutan dan lahan rupanya masih mengintai calon ibu kota negara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Bersama Kabupaten Kutai Kartanegara, Penajam ditunjuk Presiden Jokowi sebagai ibu kota negara Indonesia menggantikan Jakarta.

Dilansir bakabar.com dari Antara, rangkaian kebakaran terjadi di wilayah Desa Giripurwa dan wilayah RT 01 Kelurahan Sungai Parit, Kecamatan Penajam Selasa (4/2) kemarin.

“Kebakaran lahan di wilayah Kelurahan Sungai Parit itu terjadi sekitar pukul 12.10 Wita,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila.

Hingga hari ini, Rabu (5/2), petugas gabungan masih melakukan pemadaman. Cuaca panas disertai angin kencang membuat api di lokasi kebakaran sulit dipadamkan. “Tapi api berangsur mulai padam,” ungkapnya.

BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara beserta unsur terkait lainnya terus memantau dan melakukan penanganan lanjutan di lokasi kebakaran, kendati api mulai berangsur padam.

Kondisi cuaca panas dan jarangnya hujan mengguyur wilayah Penajam Paser Utara menurut Nurlaila, titik panas masih terpantau dan risiko kebakaran hutan serta lahan masih cukup tinggi.

Data BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, luas lahan yang terbakar di wilayah RT 01 Kelurahan Sungai Parit, Kecamatan Penajam tersebut sekitar lima hektare dan masih dalam pantauan.

“Ada tiga lokasi lahan yang terbakar di wilayah RT 01 Kelurahan Sungai Parit itu, lahan terbakar di lokasi pertama satu hektare, di lokasi kedua seluas dua hektare dan lokasi ketiga dua hektare,” jelas Nurlaila.

Untuk penanggulangan kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Penajam Paser Utara lanjut ia, dilakukan BPBD bersama tim gabungan terdiri dari TNI/Polri, Satpol PP dan instansi terkait, serta warga sekitar.

Masyarakat dan perusahaan diminta ikut menjaga lingkungan dengan tidak melakukan pembakaran apalagi tidak diawasi, sebab dampaknya cukup luas termasuk merusak ekosistem hewan di sekitar.

“Setiap perusahaan juga diminta jangan hanya melindungi wilayahnya saja, tetapi harus berpartisipasi membantu melindungi masyarakat saat terjadi bencana,” kata Nurlaila.

Baca Juga: AMAN Kaltim Kecam Penangkapan Jurnalis AS di Palangkaraya

Baca Juga: Penduduk Miskin di Kaltim, Calon Ibu Kota RI Naik

Baca Juga: Peduli Penghijauan, Polres PPU Tanam 5.000 Pohon

Baca Juga: Sampai Hari Ini, Tol Balsam Dipastikan Masih Gratis

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner