bakabar.com, AS – Masih ingat pesepakbola tenar Turki Hakan Sukur? Nasibnya kini sungguh diluar perkiraan.
Dia kini dikabarkan sebagai sopir taksi online di Washington, AS. Usut punya usut, semenjak terjun kedunia politik, dia berseberangan dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Dia sempat terpilih jadi wakil rakyat di Parlemen Turki. Namun, nasibnya berubah drastis pada 2011 sejak Erdogan berkuasa.
Lantas, Sukur mengungsi ke AS, karena sikap kritisnya kepada Erdogan. Sebagaimana dilaporkan cnnindonesia.com, Selasa (14/1), dia mengklaim asetnya di Turki dibekukan Erdogan.
“Tak ada lagi yang tersisa, Erdogan mengambil semuanya: kebebasan saya, kebebasan berekspresi, dan hak untuk bekerja,” kata mantan pemain Inter Milan ini kepada Welt am Sonntag dikutip dari Football Italia.
“Saya merasa tidak melakukan hal yang melawan hukum. Saya bukan pengkhianat atau teroris. Mungkin saya musuh pemerintah, tapi bukan musuh negara Turki,” lanjut mantan kapten Timnas Turki ini.
Sekadara mengingatkan, semasa aktif sebagai pesepakbola, bomber kelas dunia ini menghabiskan sebagian besar karier profesionalnya bersama Galatasaray.
Sempat dijuluki raja gol di Super Liga Turki. Dia telah mewakili berbagai klub di tiga negara yang berbeda dan memenangkan total 14 gelar utama.
Di timnas tampil sebanyak 112 kali, mencetak 51 gol, menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak bagi negaranya dan pencetak gol terbanyak ke-19 di dunia.
Salah satu penyerang paling produktif di era modern, dia menyarangkan 383 gol sepanjang karier klubnya. Dan tak kalah hebat, dia mencetak gol tercepat di Piala Dunia, pada tahun 2002.
Pemain yang dijuluki Banteng Bosporus, karena terkenal dengan sundulan mautnya itu pensiun dari sepakbola pada tahun 2008.
Setelah pensiun, dia aktif di dunia politik praktis. Hakan Sukur pernah terpilih sebagai wakil rakyat di Parlemen Turki. Namun, nasibnya berubah drastis pada 2011 sejak Erdogan berkuasa.
“Saya sangat mencintai negara saya. Setelah tak mendukung Erdogan, saya kerap mendapat ancaman. Toko istri saya diserang, anak-anak saya dilecehkan, ayah saya dipenjara, dan semua aset saya dibekukan.”
“Kemudian saya pindah ke Amerika Serikat. Saya sempat buka kafe di California, namun beberapa kali orang mencurigakan menyatroni saya. Sekarang saya jadi pengemudi Uber dan menjual buku-buku,” kata Hakan Sukur.
Baca Juga: Indonesia Masters 2020, Debut Mulus Owi/Apriyani
Baca Juga: Indonesia Masters 2020, 267 Pebulutangkis Berebut Rp5,4 M
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin