Nasional

Ancam Rusak Habitat Bekantan, Pembangunan Infrastruktur di Ibu Kota Baru Dikaji

apahabar.com, JAKARTA – Pembangunan jalan di lokasi calon ibu kota baru mungkin merusak habitat bekantan. Makanya…

Featured-Image
Bekantan. Foto-Net

bakabar.com, JAKARTA - Pembangunan jalan di lokasi calon ibu kota baru mungkin merusak habitat bekantan. Makanya Menteri PUPR Basuki Hadi Moeljono berencana mengkaji kembali rencana pembangunan infrastruktur itu.

“Itu tidak boleh disentuh, harus bikin konektivitas dulu,” kata Basuki di Jakarta. Semula pelabuhan di Teluk Balikpapan direncanakan akan jadi jalur transportasi logistik pembangunan ibu kota. Lantaran mengganggu habitat bekantan, maka perlu dicari alternatif lain.

“Tadinya kan mau lewat teluk supaya lebih deket tapi ternyata itu daerah bekantan. Jadi kita selamatkan bekantan,” katanya.

Kunjungan Basukidirencanakan tanggal 27 Desember 2019 mendatang. Tak sendiri, Basuki akan ditemani para arsitek pemenang sayembaraibu kota baru. Salah satunya Sofian Sibarani, arsitek dari Urban+ yang memenangkan sayembara dengan desain ‘Nagara Rimba Nusa’.

Tujuannya ingin menyesuaikan desain tiga arsitek tersebut dengan lokasi calonibu kota baru. Dia berharap setelah kunjungan tersebut tiga karya anak bangsa itu bisa disinergikan.

Sayembara ibu kota barutelah dimenangkan oleh Nagara Rimba Nusa. Tim yang diinisiasi oleh Sofian Sibarani, arsitek dari Urban+ ini mencoba menampilkan konsep ibu kota yang ramah lingkungan namun tetap modern dan berbasis smart city.

Sofian menjelaskan, kompetisi ini menjadi wadah segala ahli untuk menyatukan pikiran membentuk konsep ibu kota baru yang bisa dibanggakan.

“Ada ahli lanskap, ahli lingkungan, dan lain-lainnya. Ini kompleks, karena kita berpikir bagaimana bisa mewujudkan keseimbangan pembangunan, bagaimana bisa manusia bersanding dengan alam, karena di sejarah kita sebagian besar selalu tidak berhasil,” ujar Sofian di Gedung Kementerian PUPR, Senin (23/12/2019).

Sofian melanjutkan, timnya sengaja membuat kompleks bangunan yang saling berdekatan agar penduduknya bisa dengan mudah melakukan mobilisasi.

Ibu kota baru rancangan tim Sofian ini mengadaptasi prinsip bio mimikri. Artinya, pembangunan dilakukan menyesuaikan dengan karakteristik hutan, tidak menghalangi aliran air dan angin.

“Kemudian, kami memilih lokasi dengan dengan air karena menurut kami, Indonesia negara maritim dan harus memperlihatkan kekuatan maritimnya. Ini adalah kebanggaan Indonesia juga,” ungkap Sofian.

Urusan banjir, Sofian mengatakan timnya telah mendesain di lahan bekas perkebunan yang konturnya di atas 10 meter.

“Bekas perkebunan tidak mungkin kena banjir karena logikanya, masyarakat di sana berkebun agar bisa berbuah. Tidak mungkin mereka memilih lahan yang rawan banjir. Di samping itu, masyarakat juga telah membangun pertahanan banjir,” ujar Sofian.

Sementara, area pembangunan akan berkisar 2000 hingga 3000 hektar. Sisanya akan dibiarkan menjadi lahan hijau tempat bekantan dan hewan endemik lain hidup.

“Nanti kita akan bangun jalur yang tidak menyentuh habitat bekantan,” imbuhnya.

Baca Juga: Beragama Islam, Pria Bernama Slamet Hari Natal Viral di Medsos

Baca Juga: OIF UMSU: Besok Gerhana Matahari Langka

Baca Juga: 17 Kerajaan Nusantara Pamerkan Kain Tenun Berusia Ratusan Tahun

Baca Juga: Turki Bisa Lanjutkan Proses Hukum Kasus Khashoggi

Sumber: Liputan6.com
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner