bakabar.com, BANJARMASIN – Aruh Film Kalimantan (AFK) 2019 resmi diselenggarakan.
Pembukaan Festival akbar milik sineas lokal di Pulau Kalimantan berlangsung di Restoran Apung Jalan RE Martadinata, Jumat malam (13/12).
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina hadir diacara pembuka. Ibnu bersama pecinta film Banua menonton bareng film ‘Panglima Tanpa Kepala’ yang disutradarai Anggi Irfansyah.
Film pendek ini mengangkat kisah kepahlawanan Demang Lehman. Salah satu tokoh penting dalam Perang Banjar semasa penjajahan Belanda.
Director AFK 2019, Ade Hidayat berkata film ini sudah mendapatkan perhatian langsung dari kerajaan Banjar.
“Penayangan perdana ini spesial kita bikin karena secara prosedural film mereka sangat sukses,” ujar Director AFK 2019, Ade Hidayat.
Nonbar tersebut merupakan rangkaian pertama, sebelum AFK membagikan penghargaan kepada para nominasi film.
Ia menerangkan eksistensi perfilman di pulau Kalimantan semakin meningkat. Terlihat pada AFK pertama tahun 2018, AFK menerima 67 film. Tahun ini ada 77 film yang masuk.
“Acara AFK sekarang dipastikan lebih meriah, karena peserta dari komunitas perfilman bertambah,” ujarnya.
Puluhan film itu dimasukkan pada dua program, kompetisi dan non kompetisi. Untuk kompetisi ada dua kategori, yakni film karya pelajar dan karya mahasiswa atau umum.
Jika AFK 2018 mengangkat tema ‘Pusaka’, maka AFK 2019 mengusung tema ‘Ekualitas’. Menyoroti ketimpangan sosial yang masih mewarnai kehidupan masyarakat Kalimantan.
Tentu saja, AFK tak sekadar menyediakan wadah untuk sineas berlomba. Tapi juga pengayaan untuk peningkatan mutu film lokal.
Pada hari terahir, di Mess L Banjarbaru, bakal ada master class bersama Teuku Rifnu Wikana dan Jeihan Angga. Rifnu merupakan aktor yang pernah main di film Laskar Pelangi. Sedangkan Jeihan seorang sutradara berkelas nasional.
Masih dari Mess L, AFK akan ditutup Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani.
“Lalu ada malam penganugerahan. Penghargaannya berupa sebilah Mandau, senjata khas orang Kalimantan,” tambah Ade.
Adapun peserta harus melewati 4 tahapan sebelum masuk dalam penilaian juri. Juri yang terpilih yakni Teuku Wisnu Maulana (aktor), Budi Ismanto (producers) dan Jeihan Angga (sutradara).
Tentu bukan sembarang Mandau. Ditempa secara khusus oleh Empu Rambut Perak, pandai besi yang mendapatkan gelar Empu Tosan Air dari Kerajaan Banjar.
Sebelum AFK dibuka, sudah ada pemanasan. Seperti pemutaran film terbuka. Lewat Layar Tajak (layar tancap) di 11 perkampungan di Kalsel.
Baca Juga: Linus 2019 Zona Kalsel, Amuntai FC Kandaskan Perlawanan AFK Batola
Baca Juga: Linus 2019 Zona Kalsel, Pondok Lima HBM Ungguli AFK Batola
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Syarif