BKKBN Kalsel

Soroti Stunting dan Pernikahan Usia Anak, BKKBN Kalsel Sosialisasi Hasil SDKI

apahabar.com, BANJARMASIN – Permasalahan stunting dan pernikahan usia anak masih menjadi sorotan Badan Kependudukan dan Keluarga…

Featured-Image
Pemaparan Materi oleh Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Kalsel, Muhammad Rizal Martua Damanik. Foto-apahabar.com/Musnita Sari

bakabar.com, BANJARMASIN - Permasalahan stunting dan pernikahan usia anak masih menjadi sorotan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Selatan.

Hal ini berdasarkan visi Presiden Joko Widodo untuk terus mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

"Masalah ini masih terjadi secara nasional. BKKBN memiliki tusi untuk mencegah agar stunting tidak meningkat," ucap Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Kalsel, Muhammad Rizal Martua Damanik, dalam kegiatan Sosialisasi Hasil SDKI 2017 Bagi Mitra Kerja dan Perguruan Tinggi. Hotel Zuri Banjarmasin, Kamis (24/10) malam.

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) merupakan kegiatan BKKBN bekerja sama dengan BPS yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Survey terakhir dilaksanakan pada 2017.

"SDKI ini merupakan salah satu sumber data dari BKKBN yang dalam pelaksanaanya bekerja sama dengan BPS dan mitra-mitra perguruan tinggi. Secara umum ada kemajuan yang didapat secara nasional," paparnya

Mengawal permasalahan stunting, BKKBN memiliki dua pilar utama melalui program bina keluarga balita dan bina keluarga remaja. Dalam pelaksanaannya, selain melibatkan beberapa pihak, BKKBN juga mencoba memetakan daerah-daerah yang terdampak masalah.

"Dengan adanya pemetaan akan menjadi mudah bagi instansi lainnya bersama-sama membangun di kampung tersebut agar nantinya stunting tidak meluas,'' ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, H. Ramlan menyebut stunting di Kalsel mencapai angka 56 ribu anak. Terbanyak ada di wilayah HSU dan Tanah Bumbu.

"Ini tantangan bagi BKKBN Kalsel, paling tidak bisa untuk menurunkan. Kami mengupayakan bagaimana stunting dan kawin muda tidak tinggi lagi," tandasnya.

Sosialisasi ini diikuti 40 peserta yang terdiri dari OPD-KB 13 kabupaten/kota se-Kalsel, mitra kerja, dan perguruan tinggi. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari.

Baca Juga: Cegah Stunting, BKKBN Tingkatkan Kapasitas Pengelola Pro PN di Tanbu

Baca Juga: Baksos Polri Serentak, BKKBN Kalsel Hadirkan Bus Pelayanan KB

Reporter: Musnita Sari
Editor: Puja Mandela



Komentar
Banner
Banner