Sport

Tour de Batola, Jawaban Tantangan Menpora

apahabar.com, MARABAHAN – Untuk kali pertama, Barito Kuala menggelar event bersepeda dengan rute panjang lewat ajang…

Featured-Image
Meski melewati trek menanjak, Tour de Batola memiliki sesuatu yang dapat ditawarkan. Foto-Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Untuk kali pertama, Barito Kuala menggelar event bersepeda dengan rute panjang lewat ajang Tour de Batola 2019.

Tour de Batola merupakan wacana yang muncul pasca pelaksanaan Gowes Nusantara, 20 Juli 2019 di Marabahan. Keinginan tersebut dicetuskan Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

Kendati tidak memiliki trek menanjak, terdapat sesuatu yang dapat ditawarkan dari pelaksanaan event sepeda dengan trek lebih panjang.

Tantangan itu lantas dijawab dengan pelaksanaan Tour de Batola yang direncanakan berlangsung 8 Desember 2019. Start dari Marabahan, Tour de Batola menempuh jarak 110 kilometer.

“Event ini terbuka untuk seluruh masyarakat Indonesia, sehingga pendaftaran dilakukan melalui online dan offline,” papar Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Batola, Gusti Ruspandi, Selasa (17/9).

“110 kilometer tersebut melewati beberapa kecamatan seperti Marabahan, Barambai, Wanaraya, Anjir Pasar, Anjir Muara, Alalak dan Mandastana, serta kembali finish di Marabahan,” imbuhnya.

Demi menyemarakkan suasana, di setiap finish maupun start etape digelar penampilan kesenian tradisional dan stand kuliner. Tidak cuma peserta, masyarakat sekitar pun dapat menikmati.

“Kami menyediakan hadiah utama berupa satu unit mobil dan dua sepeda motor. Sedangkan hadiah door prize berupa satu unit sepeda motor dan belasan sepeda,” jelas Ruspandi.

Tour de Batola merupakan puncak dari festival yang digelar Disporabudpar sepanjang 2019. Rangkaian ini diawali Festival Burung Berkicau Ijejela yang digelar 13 Oktober 2019 dengan hadiah utama satu unit mobil dan sepeda motor.

Dilanjutkan Festival Layang-layang Bahalap yang berlangsung 19 hingga 20 Oktober 2019. Disediakan hadiah uang tunai dengan total Rp40 juta untuk dua kategori layang-layang hias dan bategangan.

Baik Festival Burung Berkicau Ijejela, maupun Festival Layang-layang Bahalap, dipusatkan di lapangan eks parkir Hari Pangan Sedunia (HPS) di Kecamatan Jejangkit.

“Pemilihan Jejangkit sebagai pusat dua festival bukan tanpa tujuan. Direncanakan mulai 2020, Jejangkit dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata dengan berbagai wahana,” tandas Ruspandi.

Baca Juga: Ronaldo Janji Nikahi Georgina

Baca Juga: Pesan Djanur kepada Pemain Saat Hadapi Bhayangkara FC

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner