Sport

Cegah HIV AIDS Di Batola, Warung Remang-remang Diawasi

apahabar.com, MARABAHAN – Kendati jarang ditemukan dari tahun per tahun, penyebaran HIV AIDS tetap diwaspadai di…

Featured-Image
Kendati beberapa kali dilakukan penertiban, masih terdapat sejumlah pelanggaran di warung remang-remang. Foto-Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Kendati jarang ditemukan dari tahun per tahun, penyebaran HIV AIDS tetap diwaspadai di Barito Kuala.

Beberapa tindakan antisipasi pun sudah dilakukan. Di antaranya rutin mengecek darah pekerja wanita di warung remang-remang, karena mereka memiliki risiko tertular atau menularkan HIV.

“Pengecekan dilakukan berkala di lokasi-lokasi yang berisiko tinggi. Program ini terakhir dilakukan 27 Juli 2019,” jelas Kabid Pengendalian dan Pemberantasan penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Batola, Dwikorawati, Rabu (25/09).

Selain penularan HIV, pengecekan darah juga dilakukan untuk mengantisipasi Infeksi Menular Seksual (IMS).

“Tidak cuma warung remang-remang, pengecekan juga dilakukan di rumah tahanan. Berbarengan dengan kegiatan itu, kami juga memberikan penyuluhan,” beber Dwikorawati.

Namun demikian, pengecekan tersebut tidak dilakukan untuk semua individu. Dinkes Batola hanya mengambil sekitar 100 orang sebagai sampel.

“Tercatat sejak 2009 hingga 2019, 73 orang positif terinfeksi HIV di Batola. Sampai sekarang hanya tinggal seorang yang masih dalam perawatan,” timpal Hj Aida Hairiah, Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Batola.

Dalam 10 tahun terakhir, tahun 2016 menjadi periode terburuk lantaran 22 orang teridentifikasi mengidap AIDS. Jumlah tersebut termasuk akumulasi tahun-tahun sebelumnya.

“Berbeda dengan penyakit lain, terdapat beban psikologis yang dirasakan pasien AIDS. Pun dalam usaha pengobatan, biasanya tak banyak orang yang mengetahui penyakit si pasien,” tandas Aida.

AIDS masih menjadikan penyebab kematian teratas di dunia, karena belum memiliki obat penawar. Beberapa percobaan pengobatan yang dilakukan, belum membuahkan hasil positif.

Pengobatan yang dilakukan hanya untuk memperlambat perkembangan virus. Di antaranya penggunaan Efavirenz, Etravirine, Nevirapine, Lamivudin dan Zidovudin.

Penyebaran penyakit ini terutama melalui hubungan seks bebas, berbagi jarum suntik dan transfusi darah. Ibu hamil yang terinfeksi, juga rawan menulari bayi mereka.

Mengutip dari situs hellosehat.com, orang yang diserang HIV tidak menunjukkan gejala apapun. Gejala baru terlihat setelah 2 hingga 15 tahun.

Bahkan pengidap AIDS masih terlihat sehat dan melakukan kegiatan normal, karena HIV perlahan menyerang sistem kekebalan tubuh dan bisa mengakibatkan berbagai penyakit lain seperti infeksi.

Masih dari sumber yang sama, berbagai gejala AIDS yang biasanya muncul antara lain infeksi jamur vagina yang berulang, penurunan berat badan lebih dari 5 kg, sering demam dan berkeringat di malam hari, hingga kehilangan kekuatan otot.

Baca Juga: Pembenahan Lapangan Kayu Tangi Setelah Dua Pekan Berjalan

Baca Juga: Kelas Psikolog Belum Cukup Pulihkan Mental Pemain Barito



Komentar
Banner
Banner