Kalteng

ORARI Kalteng: Ujian Amatir Radio Minim Peserta karena Sistem CAT

apahabar.com, SAMPIT – Ketua ORARI Daerah Kalimantan Tengah (Kalteng), Radha Krisnadi Ngaki, menyatakan jumlah peserta Ujian…

Featured-Image
Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor membuka Ujian Negara Amatir Radio (UNAR) di Aula Kantor Diskominfo Kotim, Minggu (25/8/2019). Foto-Antara/Norjani

bakabar.com, SAMPIT - Ketua ORARI Daerah Kalimantan Tengah (Kalteng), Radha Krisnadi Ngaki, menyatakan jumlah peserta Ujian Negara Amatir Radio Kalteng turun dibandingkan tahun lalu, diduga karena banyak yang khawatir tidak lulus lantaran pemberlakuansistem ComputerAssistedTest (CAT).

“Tahun ini diberlakukan sistem CAT (ComputerAssistedTest), jadi mungkin peserta takut. Mereka khawatir jauh-jauh datang tapi tidak lulus padahal sudah mengeluarkan biaya dan waktu. Ini yang perlu kita beri pemahaman karena ini tujuannya justru untuk kebaikan, khususnya memangkas birokrasi,” katanya di Sampit, seperti dilansir Antara, Minggu (25/08).

Pernyataan itu disampaikan Radha saat pembukaan UNAR(Ujian Negara Amatir Radio) 2019 di Aula Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur. Tahun lalu peserta UNAR329 orang, sedangkan tahun ini 143 orang.

UNAR tahun ini dilaksanakan di Palangkaraya pada Sabtu (24/08) diikuti 69 peserta, sedangkan ujian di Sampit diikuti 74 peserta yang berasal dari Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Seruyan, dan Sukamara untuk tingkat Siaga, Penggalang, dan Penegak.

Ia mengimbau anggota ORARI(Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia) tidak perlu takut mengikuti UNAR dengan sistem CAT karena terbukti bahwa hasil seleksi di Palangkaraya 100% peserta lulus.

“Pemberlakuan sistem CAT justru untuk mempermudah serta transparansi karena peserta bisa langsung mengetahui hasilnya saat itu juga. Ini lebih baik dibanding sistem manual,” katanya.

Kepala Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Klas II Palangkaraya Warko menjelaskanUNAR merupakan rangkaian sertifikasi dan uji kompetensi untuk mendapatkan IAR(Izin Amatir Radio) sehingga bisa menggunakan frekuensi.

UNAR menggunakan sistem CAT untuk pelayanan yang transparan dan cepat sehingga peserta bisa langsung melihat hasilnya. Jika lulus bisa langsung mendapat IAR dengan mengunduh aplikasinya karena IAR langsung terbit.

“Kami mengimbau, lakukan komunikasi yang positif agar bisa berkontribusi terhadap kemajuan daerah masing-masing. Angkat potensi daerah seperti komunikasi sosial dan lainnya. Komunikasi ini tidak mengenal batas wilayah makanya harus bijak dan jangan melakukan hal ilegal,” katanya.

Sekertaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor mengapresiasi pelaksanaan UNARkarena menjadi cara untuk menjaring pengguna alat komunikasi, khususnya ORARI,secara legal dan bertanggung jawab.

“Jangan takut meski menggunakan sistem CAT. Justru ini lebih mudah. Saya yakin akan lulus semua,” ujarnya.

Ia mengatakan keberadaan radio komunikasi membantu dalam banyak hal, seperti penanggulangan bencana.

Terlebih, katanya, bagi Kotawaringin Timur yang masih terdapat lokasi belum terjangkau jaringan telepon seluler, sehingga radio komunikasi memiliki manfaat penting.

“Dampak positif ini menunjang tugas pemerintah daerah. Kami harap anggota ORARIjuga membantu mempromosikan potensi daerah,” katanya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur Multazam mengatakan penurunan peserta UNAR sebagai dampak pemberlakuan sistem CAT merupakan hal wajar.

Dia berharap, dengan sosialisasi dari organisasi maka masyarakat bisa memahaminya dan kembali antusias mengikuti ujian itu.

“Informasi untuk berikutnya, kalau mau ikut ujian bisa langsung datang ke Palangkaraya untuk ikut ujian, tidak perlu harus menunggu kegiatan dengan jumlah peserta yang banyak seperti sekarang,” katanya.

Ia menyebutkan hingga saat ini sekitar 120 orang telah mengikuti UNAR. Mereka berasal dari berbagai latar belakang profesi.

Keberadaan organisasi radio komunikasi, katanya, membantu pemerintah dalam penanganan berbagai masalah dan mendukung kelancaran kegiatan pembangunan.

Ia mencontohkansaat terjadi bencana, anggota radio komunikasi menjadi andalan pemerintah dalam membantu mengatasi dampak bencana karena penggunaan mudah dan bisa di mana saja, tidak seperti operator seluler yang membutuhkan banyak perangkat besar.

Baca Juga:53 Pedagang Pasar Pendopo Muara Teweh Mulai Pindah ke Lapangan Hijau

Baca Juga: Gara-Gara Rokok, Dua Rumah di Teweh Baru Jadi Abu

Baca Juga: Gubernur Kalteng Berharap Aparat Menindak Tegas Pembakar Lahan Tanpa Pandang Bulu

Baca Juga:Kalteng Kurang Siap Tanggulangi Karhutla

Sumber: Antara
Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner