Pasar Pagi memang terkenal sebagai pusatnya pakaian bekas di Banjarmasin. Meskipun tidak semua yang dijual di pasar yang buka khusus pada Minggu pagi selepas subuh pukul 06.00 hingga 10.00 itu adalah pakaian bekas.
Bahaudin Qusairi, BANJARMASIN
ADA beberapa penjual yang menjual pakaian baru. Tetapi, citra sebagai pusat barang bekas memang tidak bisa dipisahkan dari Pasar Pagi yang ramai dikunjungi para pemburu pakaian dan produk bekas di Banjarmasin.
Tapi tahukah Anda, jika di lokasi yang berada pada Pasar Cempaka itu merupakan pakaian bekas atau produk bermerek terkenal atau berkualitas.
Pedagang menjual pakaian bekas dan produk lainnya dari berbagai negara seperti Hongkong, Korea, Taiwan, Singapura dan beberapa negara lainnya.
Pantauan bakabar.com para pedagang berjajar di pelataran Pasar Cempaka. Tidak ada kios atau ruko yang digunakan untuk berjualan. Hanya di jalan-jalan emperan. Pasar Pagi tidak pernah sepi pengunjung. Setiap Minggu pasar ini disesaki oleh para pencari barang bekas dari berbagai daerah. Jumlah pengunjungnya pun bisa mencapai ratusan orang.
Salah satu pengunjung, Levi (30) warga Kampung Melayu ini hampir setiap minggu datang ke Pasar Pagi.
Aktivitasnya mulai dari iseng jalan-jalan, sampai mencari barang bekas. Meski datang setiap Minggu pagi, dirinya mengaku tidak pernah bosan untuk datang ke tempat ini.
"Jalan-jalan aja dulu, ketika melihat barang bagus baruharus pandai menawar memilih, sehingga bisa mendapatkan harga murah," katanya kepadabakabar.com, Minggu (25/08).
Selain Levi, Lana (28), juga mengaku sering datang ke Pasar Pagi. Menurutnya, pasar ini sangat lengkap dan harganya juga sangat terjangkau. Jadi dirinya pun sering menyempatkan datang ke Pasar Pagi ini untuk mencari pakaian bekas.
Namun pakaian yang dibeli tidak untuk dirinya pakai, melainkan kembali dijualnya dengan harga tertentu. Mencari untung dalam momentum pakaian bekas begitulah kerap diraihnya.
"Kalau sedang mencari barang saya datang ke tempat ini. Terus saya jual lagi untuk mencari untung,” ujar warga Jalan Bali ini.
Sementara itu salah satu pedagang, Ryan mengatakan, dalam sehari rata-rata omzet yang didapatkannya mencapai Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu.
"Tetapi kalau pas untung hari bisa mencapai Rp500.000," terangnya.
Alumni Uniska Banjarmasin ini sudah lima tahun bergelut dengan usaha dagangan pakaian bekas. Rezeki yang didapat dari hasil jeri payah ini terbukti bisa menghidupi istri dan kedua buah hatinya.
Sebelumnya, Ryan adalah seorang karyawan pabrik. Kemudian dia memilih keluar dari pabrik dan berjualan pakaian bekas.
"Kalau hasilnya tidak menentu, tapi ya cukuplah untuk kebutuhan sehari-hari," tuturnya.
Baca Juga:Merasa Tertekan, Pemuda di Kotabaru Gantung Diri di Rumah Kontrakan
Baca Juga:Lestarikan Kain Sasirangan, Utuh dan Aluh Terpilih Punya Tugas Itu
Editor: Aprianoor