bakabar.com, BARAU – Selama tiga hari ini (17-19 Juli), sebanyak 99 kampung di Berau akan saling berbagi pengalaman, belajar dan membangun jaringan dalam kegiatan bernama Lingkar Belajar Masyarakat.
"Saya menemukan wajah-wajah ceria dari para peserta, yang menunjukkan desa-desa di Berau sudah berkembang," ujar Bupati Berau Muharram dalam pembukaan LBM di Hotel Makmur, Rabu, 17 Juli 2019.
Baca Juga: Linda Kembali Bisa Bersekolah
Lontaran kebahagiaan tersebut, bukan hal tanpa dasar. Lantaran dalam waktu tiga tahun saja, Bupati Muharram, mengatakan sudah terjadi kenaikan signifikan status kampung-kampung di Berau.
"Tahun 2018, sudah tidak ada lagi status kampung sangat tertinggal di Berau, hanya tinggal kampung tertinggal saja" ujar Bupati Muharram dalam kesempatan yang sama. "Saya targetkan pada 2019, status kampung tertinggal itu sudah hilang," ujar dia lagi. Kenaikan status di Kampung memang membanggakan. Pada tahun 2016, sekitar 70 persen kampung di Berau masuk dalam kategori tertinggal dan sangat tertinggal. Kondisi yang memprihatinkan itu menggerakkan pemerintah kabupaten berbenah dalam hal tata kelola pemberdayaan masyarakat kampung.
Sejumlah upaya mulai dicetuskan Pemerintah Kabupaten, mulai dengan menerapkan pendampingan kampung dengan SIGAP Sejahtera hingga menggulirkan program Pejuang SIGAP Sejahtera pada 2017. Pejuang SIGAP ini lahir, lantaran Pemerintah Kabupaten menyadari bahwa bergulirnya dana kampung yang besar tanpa peningkatan kapasitas aparat pemerintahan kampung dan warganya, tidak akan berhasil. Atas kerja sama Universitas Gadjah Mada (UGM), Yayasan Dharma Bakti PT Berau Coal dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara yang berafilisiasi dengan The Nature Conservancy, direkrutlah 99 anak muda Berau sebagai Pejuang SIGAP dan 12 koordinator kecamatan.
Mereka mendampingi kampung-kampung selama setahun dengan pendekatan akSi Inspiratif warga untuk Perubahan (SIGAP) yang dikembangan YKAN sejak 2001 silam. Tugas utama Pejuang SIGAP ini antara lain (a) perbaikan tata kelola kampung terutama pemutakhiran data profil kampung, data dasar keluarga dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kampung (RPJMKam) ; (b) memfasilitasi kampung mendapatkan wilayah kelola khususnya terkait perhutanan sosial dan skema lainnya ; (c) pengembangan ekonomi masyarakat melalui penataan Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) yang baik.
Pengakuan kemajuan kampung di Berau ini juga dibuktikan dengan menyumpang juara dalam lomba desa se-Kalimantan Timur. Sejak 2016, desa terbaik se-Kalimantan Timur diwakili oleh Berau. Mulai dari Kampung Tepian Buang, Kampung Maluang dan terakhir Kampung Batu Putih. "Kampung Batu Putih, tahun ini masuk dalam lima besar nasional lomba desa terbaik, ini luar biasa" ucap Bupati Muharram," Kita mewakili desa di Indonesia bagian Timur.
"Bupati Muharram menyadari bahwa kemajuan kampung-kampung di Berau akan mendukung kemajuan kecamatan yang muaranya adalah kemajuan kabupaten. Kemajuan Berau melalui SIGAP Sejahtera ini sudah pula diakui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. "Berau akan menjadi percontohan nasional," ujar dia.
KepalaDinas Pemberdaan Masyarakat dan Kampung Berau Ilyas Natsir membenarkan bahwa keberhasilan Berau menjadi contoh di Indonesia.
Agar memperkuat kapasitas sumber daya manusia aparat kampung dan pejuang SIGAP, maka Ilyas mengatakan, digelarlah LBM, yang sudah berlangsung di tahun ketiga ini. Peserta LBM juga hadir dari Tenaga Pendamping Profesional Desa, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Pendamping dari Yayasan Dharma Bhakti Berau Coal. Diperkirakan ada sekitar 500 orang peserta yang hadir selama tiga hari.
Mereka yang hadir diharapkan bertambah pemahaman akan RPJMKam, tata kelola perhutanan sosial, pengembangan BUMKam dan Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades), serta konsolidasi pembangunan kampung. Pada hari pertama ini, materi diisi oleh Kepala Desa Panggungharjo tentang keberhasilan mereka menjadi Juara Nasional Lomba Desa pada 2014-2018. Keesokan harinya adalah materi tentang pengelolaan perhutanan sosial dan pengembangan Kampung Iklim. Peningkatan pemahaman dan pengetahuan warga, pendamping dan aparat kampung diharapkan dapat menjadi akselerator kemandirian kampung.
Hari ketiga akan mengupas tentang kemandirian ekonomi desa berbasis pertanian dan inspirasi penghijauan lahan dengan pemateri nasional dan internasional diantaranya Prof. Abdulrahman Saad A. Aldawood, Ph.D dari Universitas King Saud, Arab Saudi; Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Samsul Widodo, dan Dekan Fakultas Pertanian UGM Jamhari .
Baca Juga: ACT Berikan Bantuan ke Ratusan Kepala Keluarga Korban Gempa Maluku Utara
Manajer Program Senior YKAN untuk Kalimantan Timur Niel Makinuddin mengatakan bahwa kampung ibarat sel-sel tubuh manusia, dan kabupaten sebagai tubuhnya . "Bila sel-sel ini sehat, maka tubuh juga akan berfungsi optimal dan sehat," ujar Niel. Sehingga penguatan desa berdampak langsung untuk kemajuan Kabupaten Berau. Niel menambahkan kemajuan kampung-kampung di Berau dapat meningkatkan perekonomian sembari mengelola sumberdaya alam secara lestari sekaligus menyejahterakan warga.
Tentang YKAN
Yayasan Konservasi Alam Nusantara yang berafiliasi dengan The Nature Conservancy adalah organisasi konservasi yang melindungi darat dan perairan di mana semua kehidupan bergantung. Di Indonesia, YKAN bermitra dengan pemerintah, masyarakat dan sektor swasta selama lebih dari 25 tahun, memajukan solusi untuk perlindungan hayati, pengelolaan sumberdaya alam dan perubahan iklim untuk kepentingan masyarakat dan alam. Dengan menggunakan model-model pengelolaan Osumberdaya alam yang berbasis sains, YKAN memberikan solusi dalam penyusunan kebijakan dan mempengaruhi tata kerja dan kelola yang berakibat pada bertambahnya konservasi darat dan laut di Indonesia yang dikelola secara efektif. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.nature.or.id.
Editor: Syarif