bakabar.com, BANJARMASIN – Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor mengelar sahur bersama ratusan jurnalis dari berbagai media cetak, elektronik dan televisi, Minggu (2/6). Sebelum santap sahur, teater khas Banjar atau Mamanda unjuk kebolehan.
Kesenian daerah ini mirip dengan Lenong Betawi. Baik dari sisi hubungan antara pemain dan penonton. Interaksi ini membuat penonton menjadi aktif. Menyampaikan komentar-komentar lucu membuat suasana jadi lebih hidup.
Sekadar diketahui, yang membedakan antara Lenong dan Mamanda adalah alur cerita yang lebih condong pada kisah kerajaan.
Hal itu juga memengaruhi nama-nama tokoh yang masih baku seperti Raja, Perdana Menteri, Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang, Harapan Pertama, Harapan kedua, Khadam (Badut/ajudan), Permaisuri.
Tokoh-tokoh ini wajib ada dalam setiap Pementasan. Agar tidak ketinggalan, tokoh-tokoh Mamanda sering pula ditambah dengan tokoh-tokoh lain. Seperti Raja dari Negeri Seberang, Perompak, Jin, Kompeni dan tokoh-tokoh tambahan lain guna memperkaya cerita.
Istilah Mamanda digunakan karena di dalam lakonnya, para pemain seperti Wazir, Menteri, dan Mangkubumi dipanggil dengan sebutan pamanda atau mamanda oleh Sang Raja. Mamanda secara etimologis terdiri dari kata “mama” (mamarina) yang berarti paman dalam bahasa Banjar dan "nda" yang berarti terhormat.
Jadi mamanda berarti paman yang terhormat. Yaitu "sapaan" kepada paman yang dihormati dalam sistem kekerabatan atau kekeluargaan.
Pada zamanya seni drama tradisional Mamanda ini sangat populer di kalangan masyarakat Kalimantan pada umumnya.
Bahkan, beberapa waktu silam seni lakon Mamanda rutin menghiasi layar kaca sebelum hadirnya saluran televisi swasta yang turut menyaingi acara televisi lokal. Tak heran kesenian ini sudah mulai jarang dipentaskan.
Dialog Mamanda lebih kepada improvisasi pemainnya. Sehingga spontanitas yang terjadi lebih segar tanpa ada naskah yang mengikat. Namun, alur cerita Mamanda masih tetap dikedepankan.
Di sini Mamanda dapat dimainkan dengan naskah yang utuh atau inti ceritanya saja. Tahun lalu di acara serupa, mamanda juga ditampilkan.
Puluhan pejabat teras Pemprov Kalsel, dan Forum Koordinasi Pimpinan juga hadir dalam sahur bareng yang digelar di gedung Mahligai Pancasila. Terlihat, Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Abdul Haris Makkie, anggota DPRD Kalsel, Ketua PWI Kalsel, Danlanal, Danrem dan tamu undangan lain.
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz F