Tak Berkategori

Ziarah Makam Datu Gadung, Aulia yang Diberi Nama Sahabat Nabi

Oleh: Ahya Firmansyah apahabar.com, RANTAU – Gerimis turun di sebagian wilayah Kabupaten Tapin pada Minggu (28/4/2019)…

Featured-Image
Guru Muhammad Yamin, buyut dari Syekh Salman Al Farisi. Foto-apahabar.com/Ahya Firmansyah

Oleh: Ahya Firmansyah

bakabar.com, RANTAU – Gerimis turun di sebagian wilayah Kabupaten Tapin pada Minggu (28/4/2019) pagi, saatbakabar.com mengiringi perjalanan Grup Mahabbah (para pecinta Ulama dan Habaib) berziarah ke makam-makam Aulia Allah di Kalimantan Selatan. Kali ini, tempat yang dituju adalah makam seorang aulia Allah yang dikenal dengan julukan Datu Gadung, di Desa Gadung, Kabupaten Tapin.

Sesampainya di makam, bakabar.comberuntung bisa bertemu langsung dengan buyut dari Datu Gadung, yaitu Guru Muhammad Yamin. Beliau mau meluangkan waktu untuk berbagi cerita tentang perjalanan kisah hidup Sang Datu.

Menurut Guru Muhammad Yamin, Datu Gadung yang diketahui bernama asli Syekh Salman Al Farisi itu adalah keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampayan, dengan silsilah: Syekh Salman Al Farisi bin Qadhi H Mahmud bin Asiah bin Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Datu Gadung hidup di masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1279 H-1350 H atau1857-1920M. Beliau dilahirkan di desa Dalam Pagar, Martapura, pada Selasa malam (malam Rabu) di bulan Safar 1279 H.

Guru Muhammad Yamin mengungkapkan, nama Salman Al Farisi diberikan oleh orangtua beliau (Qadhi H Mahmud) karena tabarrukan (mengambil berkah) dari nama seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, yakni Sayyidina Salman Al Farisi.

“Sahabat Rasulullah, Sayyidina Salman Al Farisi ini dikenal sangat suka berguru dan mengejar ilmu kepada siapa pun. Pada zaman itu kepada para sahabat lainnya untuk mendengarkan nasehat dan ilmu yang pernah Rasulullah sampaikan. Sehingga dari situlah ayahanda Syekh Salman Al Farisi memberi nama anak beliau. Dengan kesamaan nama sahabat Rasulullah SAW itu, diharapkan juga rajin mengejar ilmu dan berguru,” Jelas Guru Muhammad Yamin.

Sejak Qadhi H Mahmud menikah dengan wanita keturunan Gadung, Rantau, yakni Datu Diyang, ibunda dari Syekh Salman Al Farisi. Sejak itulah Qadhi H Mahmud menetap dan tinggal di Desa Gadung. Sebelumnya, Qadhi H Mahmud menetap di Dalam Pagar, Martapura.

Datu Gadung kecil menimba ilmu agama pada Sang Ayah yang memang dikenal sebagai ulama besar di masa itu. Oleh ayah beliau, Syekh Salman Al Farisi diberi bantal batok kelapa untuk tidur, sehingga apabila tertidur pulas kepala beliau akan jatuh ke lantai, dan terbangun. Hal itu dimaksudkan Sang Ayah agar Sang Anak tidak banyak tidur, namun lebih giat belajar.

“Saat Syekh Salman Al Farisi beranjak remaja, beliau dikirim oleh saudara se-ayah beliau yaitu Datu Amin (makamnya ada di Pulau Jawa) untuk belajar menuntut ilmu di Makkah. Datu Amin adalah guru dari KH Kasyful Anwar pendiri dari Ponpes Darussalam, Martapura,” ungkap Guru Yamin.

Dengan berangkatnya Syekh Salman Al Farisi ke Tanah Suci dalam menuntut ilmu, agaknya terkabul harapan Qadhi H Mahmud yang menginginkan anaknya menjadi seorang yang haus ilmu sebagaimana sahabat Nabi SAW, Sayyidina Salman Al Farisi.

Baca Juga:Inilah Negara dengan Waktu Puasa Tersingkat dan Terlama Tahun 2019

Baca Juga: Jelang Ramadan, Grup Mahabbah Tour Ziarah Makam Aulia Allah

Baca Juga: Sidang Isbat Digelar 5 Mei, Berikut Lokasi-lokasi Rukyatul Hilal di Kalsel

Baca Juga: Aktris Chacha Frederica Ungkap Alasan Mantap Memeluk Islam

Editor: Muhammad Bulkini

Komentar
Banner
Banner