bakabar.com, MAKASSAR- Jika ada ustaz hafiz (penghafal) Alquran, itu sudah biasa. Sosok yang satu ini terbilang unik. Dia seorang polisi dengan sederet kesibukan, namun masih mampu menyimpan puluhan juz Alquran di kepalanya.
Polisi itu bernama Nasrullah (32). Dia adalah salah satu anggota Kepolisian Republik Indonesia, yang bertugas di Polda Sulsel. Saat ini, Nasrullah berpangkat Brigadir Polisi Kepala atau Bripka, Namanya tercatat sebagai anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sulsel. Dia juga menjadi salah satu pentolan utama Tim Khusus Polda Sulsel.
Baca Juga: Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan (6), 'Geram' dengan Prilaku Ustaz-Ustaz Muda
Sosok Nasrullah merupakan seorang reserse yang cukup cemerlang. Sejak bergabung di Tim Khusus Polda Sulsel, berbagai kasus kriminal berhasil dia ungkap bersama timnya. Mulai dari kasus berkategori ringan, hingga yang menjadi atensi pimpinan Polri. Mulai dari kasus begal hingga kasus pembunuhan.
Namun siapa sangka, Nasrullah yang notabene adalah seorang reserse, menyimpan sisi istimewa, dia ternyata seorangHafiz Alquran.
Hal itu terlihat saat Nasrullah mengikuti wisuda Hafiz di Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al Imam Ashim Antang, Ahad, 21 April 2019. Sosok Nasrullah yang dikenal sebagai seorang Polisi muncul di antara wisudawan yang notabene adalah para santri yang masih remaja.
Diketahui, Nasrullah memang pernah menghabiskan masa pendidikannya di sebuah pesantren di Takalar. Sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang anggota Polisi.
Baca Juga: Selama Ramadhan, Guru Zuhdi Imami Salat Tarawih di Masjid Jami Banjarmasin
“Alhamdullilah di masa SMP hingga SMA, saya memang menghabiskan pendidikan saya di Pesantren,” kata Nasrullah, di Makassar, Kamis 25/4/2019).
Namun, saat itu, Nasrullah mengaku tak begitu banyak menghafal ayat Alquran.
“Saat SMA, saya sempat kehilangan hafalan karena fokus mempersiapkan diri mendaftar untuk menjadi polisi. Polisi memang sudah menjadi impian saya sejak kecil dam akhirnya, impiannya itu tercapai seperti saat ini,” jelasnya.
Nasrullah yang pernah bertugas sebagai dalam Misi Perdamaian PBB sebagai Formed Police Unit di Sudan, Afrika tahun 2012-2013 kadang sedih melihat anak-anak yang sudah mampu hafal Alquran. Karena itu, dia terus meningkatkan hafalannya.
“Saya tidak tahu. Hati dan pikiran saya merasa tidak bisa terima. Saya juga kadang malu melihat diri saya yang kalah dengan anak-anak yang sudah mampu menghafal Alquran,” kenangnya.
Baca Juga: Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan (5),Guru dari Para Ulama Besar
Di tengah kegusaran itulah, Ulla -akrab dia disapa-, sapaan karibnya, kembali menguatkan diri mendalami ilmu yang dulu pernah digelutinya. Ditengah aktivitasnya mengejar penjahat, Ulla mampu meneruskan hafalan Alquran, meski dengan harus belajar sendiri.
Semaksimal mungkin, waktunya disisihkan untuk terus belajar dan menghafal ayat demi ayat. Baik mendengarkan maupun mengulang ayat demi ayat perharinya.
“Metodenya ya mengulang setiap beberapa ayat perhari. Minimal 1 halaman 1 hari. Kadang mengulang hafalan sembari bertugas di lapangan. Nanti kalau ada waktu luang, saya kadang mengisinya dengan menemui ustaz yang bisa membimbing,” ujarnya.
Metode itu telah dilakukan sejak 6 bulan terakhir. Dan alhasil, saat ini, hafalan ayah satu anak ini pun sudah mencapai 10 Juz. Sisa 20 juz lagi untuk menyempurnakan impiannya tersebut.
Ke depan, Nasrullah mengaku memiliki target untuk khatam 30 juz. Waktu yang ditargetnya pun tidak main-main, yakni satu tahun ke depan.
Baca Juga: Tuan Guru H Muhammad Syarwani Abdan (3), Awal Mula Para Kiai Berguru dengan Beliau
“Insyaallah, saya tidak mau kalah dengan adik-adik santri yang sudah khatam 30 juz di usia belasan tahun,” tutupnya.
Editor: Muhammad Bulkini