Politik

Perjuangan WNI di Belanda Demi Nyoblos 

apahabar.com, JAKARTA – Sejumlah WNI di luar negeri telah melaksanakan pemungutan suara, termasuk di Belanda. Ada…

Featured-Image
Suasana pencoblosan di Belanda. Foto-Dok Pribadi Puspita

bakabar.com, JAKARTA – Sejumlah WNI di luar negeri telah melaksanakan pemungutan suara, termasuk di Belanda. Ada perjuangan panjang untuk memberikan suara kepada calon pemimpin dan calon anggota dewan dipelaksanaan Pemilu di Belanda.

Puspita (27) WNI yang menetap di Belanda mengatakan, pihak KBRI sudah awalnya memberikan fasilitas bus gratis untuk menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang disediakan.

Baca Juga:WNI di 42 Negara Nyoblos Hari Ini

Shuttle bus disediakan di Prinsessegracht (Touringcarhalte) menuju TPS Sekolah Indonesia Den Haag. Fasilitas ini hanya berlaku pada hari pemungutan suara, Sabtu 13 April 2019 pukul 09.00-19.00 waktu setempat. Bus datang setiap 30 menit.

“Sampai di Den Haag Station, jalan dikit 500 meter. KBRI menyediakan bus cuman ngantre banget. Karena bawa stroller bayi, jadi nggak memungkinkan. Akhirnya saya orangtua yang bawa stroller balik lagi ke stasiun naik bus umum,” ujar Puspita saat berbincang dengandetikcom, Minggu (14/4/2019).

Puspita mengatakan, bahkan di bus umum saja para warga Belanda menanyakan apa yang terjadi. Mengira, bahwa ada festival di Den Haag.

“Di bus umumnya juga ramai dan padat. Samping saya dutch (orang Belanda) nanya, ada festival apa. Padahal voting,” tambah Puspita seperti ditulis detikcom.

Namun, antrean cukup panjang terjadi di TPS. Puspita mengatakan, WNI yang ingin melakukan pencoblosan harus mengantre cukup panjang.

“Harus jalan dari tempat turun bus 1 kilometer. Pas pintu masuk antrean kurang lebih 100 meter, masuk TPS lebih parah lagi, zig-zag. Saya antre 3 jam, sampai akhirnya ada woro-woro ‘yang punya bayi ikut prioritas!’ akhirnya saya keluar antrean, ikut yang lansia dan disabled (penyandang disabilitas),” tambah Puspita.

Puspita juga menambahkan, bahwa hingga dirinya usai mencoblos masih ada antrean hingga malam hari waktu setempat.

“Saya sampai sekolahnya sekitar pukul 12 siang, selesai jam 5 sore. TPS sih tutup jam 7, tapi tadi masih lihat antreannya panjang. Kata teman, dia sampai pukul 19.30 belum nyoblos, padahal masuknya bareng,” paparnya.

Namun, menurut Puspita, sosialisasi yang diberikan terkait pemilu sudah cukup efektif. Meskipun, ketika datang ke TPS masih harus berhadapan dengan antrean panjang.

“Menurut saya sih efektif, karena sudah ada websitenya. Sebenarnya bisa nyoblos dan kirim lewat pos, tapi pendaftaran yang lewat pos sudah ditutup bulan Agustus. Saya baru daftar Maret,” imbuh Puspita.

65 kedutaan RI di luar negeri melaksanakan pemungutan suara Sabtu, (13/4/2019). Beberapa negara seperti Kanada, Australia, AS dan berbagai wilayah lainnya. Sejumlah WNI juga sudah melakukan pemungutan suara via poa sejak beberapa minggu yang lalu.

Baca Juga: Kampanye Pada Masa Tenang Pemilu Terancam 4 Tahun Penjara dan Denda Rp48 Juta

Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner