Tak Berkategori

Menengok Sejarah Pendulangan Intan Cempaka, Ulama Ini Ternyata yang Menunjukkan Lokasinya

apahabar.com, RANTAU – Para aulia Allah yang diistimewakan dengan karomah (keramat) bisa berlaku ganjil. Namun dengan…

Featured-Image
Tempat pendulangan intan di Cempaka, Banjarbaru. Foto-bendapusaka.blogspot.com

bakabar.com, RANTAU - Para aulia Allah yang diistimewakan dengan karomah (keramat) bisa berlaku ganjil. Namun dengan cara tak masuk akal tersebut, banyak orang yang dimudahkan Allah urusannya. Seperti cerita pendulang intan yang datang bertamu ke tempat Syekh Salman Al Farisi atau yang dikenal Datu Gadung.

Diceritakan Guru Muhammad Yamin, suatu ketika ada seorang pendulang intan yang bertamu ke kediaman Datu Gadung. Pendulang itu menanyakan di mana lokasi yang bagus untuk mendulang intan. Tentu saja, lokasi yang dimaksud adalah tempat yang banyak terdapat intan di dalamnya.

Baca Juga: Ziarah Makam Datu Gadung, Aulia yang Diberi Nama Sahabat Nabi

img

Guru Muhammad Yamin, buyut dari Syekh Salman Al Farisi. Foto-bakabar.com/Ahya Firmansyah

Datu Gadung pun kemudian melihat kuku jempol tangan beliau. Dari kuku tersebut, beliau seolah melihat gambaran lokasi yang banyak terdapat intan di dalamnya. Beliau kemudian menunjukkan sebuah tempat sambil berkata, "Di sana."

Tamu tersebut makin penasaran, sebab Datu Gadung hanya menunjukkan arah lokasi. Dia pun kemudian meminta lebih detil lokasi pendulangan yang dimaksud Sang Ulama. Datu Gadung pun merinci letak lokasi tersebut.

Setelah diberi penjelasan lebih rinci oleh Datu Gadung, pendulang intan itu kemudian menuju lokasi tersebut. Sesampainya di sana, pendulang itu pun menjalankan aksinya.

"Benar saja, tanah (lokasi) yang ditunjukkan Syekh Salman Al Farisi itu berlimpah Intan. Kini, tempat itu sangat terkenal sebagai tempat pendulangan intan di Cempaka, Banjarbaru. Dan lokasinya masih menjadi tempat pendulangan Intan sampai saat ini," jelas Guru Muhammad Yamin, yang tak lain adalah buyut dari Datu Gadung.

Datu Gadung atau Syekh Salman Al Farsi diketahui merupakan keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari yang menetap di Desa Gadung, Kabupaten Tapin. Ayah beliau bernama Qadhi H Mahmud putra Asiah putri Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Baca Juga: Dikira Pemalas, Ternyata Seorang Waliyullah

Datu Gadung dilahirkan di kampung kelahiran leluhurnya, di Desa Dalam Pagar Martapura pada tahun 1279 H atau 1857 M dan wafat pada tahun 1857 H-1920 M. Jenazah beliau dimakamkan di Desa Gadung, Kabupaten Tapin. Makam tersebut hingga sekarang menjadi tujuan ziarah banyak umat Islam di berbagai daerah di Tanah Air.

Reporter: Ahya FirmansyahEditor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner