Politik

Tukang Pijat Nekat Nyaleg Hanya Modal Stiker

apahabar.com, MOJOKERTO – Calon legislatif yang maju untuk Pileg 17 April 2019 mendatang dari berbagai kalangan….

Featured-Image
Sambil memijat pasien, Hasymi mempromosikan dirinya sebagai calon legislatif untuk DPRD Mojokerto. Foto-detikcom

bakabar.com, MOJOKERTO - Calon legislatif yang maju untuk Pileg 17 April 2019 mendatang dari berbagai kalangan. Kalau pengusaha atau orang berduit sudah hal biasa. Tapi bagaimana kalau seorang tukang pijat nyeleg?

Itu lah Hasymi Munahar (51). Bekerja sebagai tukang pijat keliling, duda yang satu ini berhasrat duduk di kursi parlemen di daerah pemilihan Krangan untuk DPRD Mojokerto. Lantas untuk mewujudkan cita-cita menjadi anggota dewan, Hasymi pun hanya punya modal stiker.

Hasymi mengaku sering mengalami penolakan ketika membagikan stiker gambar dirinya kepada warga Kranggan. Bahkan, tak jarang ada warga yang mengembalikan stiker yang sudah ia bagikan.

“Kalau ditolak sudah sangat sering,” kata Hasymi seperti dilansir detikcom di rumah salah satu pasiennya, Desa/Kecamatan Sooko, Mojokerto, Rabu (6/3/2019).

Baca Juga:Prediksi Partisipasi Pemilih di Kalsel, Ini Kata Pengamat

Meski begitu, pria asal Lingkungan Sinoman Gang 1, Kelurahan Miji, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto itu tidak patah semangat. Kini ia mencoba promosi dengan cara yang lebih halus.

Hasymi mengajak mengobrol dan bersenda gurau dengan setiap pasien pijatnya. Ia mencoba membangun kedekatan untuk mengambil hati sang pelanggan agar mau mendukungnya di Pileg 2019.

“Sambil mijat saya ajak ngobrol, lalu saya sampaikan permintaan dukungan. Setelah itu saya beri stiker. Sejak akhir bulan Ramadhan tahun lalu saya sudah mulai sosialisasi,” ungkap Hasymi.

Hingga saat ini ia hanya mengandalkan stiker untuk berpromosi. Ia bukannya tidak ingin seperti caleg lain yang memasang spanduk atau baliho. Namun dengan penghasilan rata-rata Rp3 juta per bulan, Hasymi merasa tidak mampu seperti caleg lainnya.

Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner