bakabar.com, BANJARMASIN - Setelah 8 tahun menimba ilmu di Tanah Suci, Syekh Abdussamad pun pulang ke kampung halaman Marabahan, Kalimantan Selatan, untuk kembali berdakwah dan membimbing umat di sepanjang Sungai Barito.
Buah manis dari dakwah Syekh Abdussamad adalah banyaknya warga suku dayak di sepanjang Sungai Barito yang memeluk Islam di tangan beliau. Orang-orang yang masuk Islam tersebut kemudian diajarkan oleh beliau, ilmu pengetahuan hingga dibimbing dalam pengamalan.
Untuk membimbing amalan tersebut, menurut Buku "Datu-datu terkenal Kalimantan Selatan", Syekh Abdussamad membuat sebuah musholla dan 'pondok' yang jaraknya tidak jauh dari rumah. Selain itu, beliau juga membangun tempat khalwat di area belakang rumah. Tempat tersebut di kemudian hari, dijadikan tempat pemakaman beliau.
Di zaman itu, nama Syekh Abdussamad cepat terkenal. Sehingga, para penuntut ilmu dari berbagai kota di Kalimantan Selatan dan daerah lainnya pun berdatangan. Di antara yang membuat orang-orang jauh-jauh datang ke kediaman beliau adalah untuk mengambil ilmu thoriqat dan khalwat.
Baca Juga: Syekh Abdusshamad Bakumpai (1), Jasadnya Menghilang Ketika Shalat
Karena kedalaman ilmunya, Syekh Abdussamad dikemudian hari diangkat menjadi Qadhi. Sehingga masyhur nama beliau dengan sebutan Qadhi H Abdussamad.
Sedangkan nama Bakumpai di belakang nama beliau adalah salah satu sub etnis dari suku dayak. Suku Dayak Bakumpai merupakan suku yang mendiami sepanjang tepian daerah aliran sungai Barito di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, yaitu dari kota Marabahan, sampai kota Puruk Cahu, dan Murung Raya.
Karena berjasa besar dalam pengislaman suku tersebut, Syekh Abdussamad pun kemudian dikenal masyarakat dengan 'Datuk Bakumpai'. Sebutan datuk adalah sebutan penghormatan masyarakat pada Syekh Abdussamad.
Setelah beberapa lama membimbing umat-meneruskan jejak langkah orangtua dan kakeknya, Syekh Abdussamad membekali anak cucunya untuk kembali meneruskan perjuangannya.
Sehingga, ketika beliau wafat pada Selasa malam 13 Syafar 1317 H/22 Juni 1899 dan dimakamkan di Kampung Tengah Marabahan, anak cucunya sudah siap menjadi penggantinya untuk meneruskan perjuangan beliau.
Di antara nama-nama anak cucu Syekh Abdussamad yang menjadi pembimbing umat setelah kewafatan beliau adalah Qadhi H Jafri, Tuan Guru H Basyuni, Tuan Guru H Syibawaihi, dan Tuan Guru H Asqalani.
Baca Juga: Tuan Guru H Abdul Qadir Hasan Al Banjari, Jasanya Besar Bagi Warga Banjar
Editor: Muhammad Bulkini