Kalteng

BNF: Sejumlah Spesies Langka di Kalteng Terancam Punah

apahabar.com, PALANGKARAYA – Bentang alam Rungan yang berada di Kota Palangkaraya, Kabupaten Gunung Mas dan Pulang…

Featured-Image
Wildlife Rescue Unit BKSDA Kalteng bersama OFI saat mengevakuasi induk dan anak orangutan dari kebun milik warga Desa Lada Mandala Jaya. Foto-Antara/SKW II BKSDA Kalteng

bakabar.com, PALANGKARAYA – Bentang alam Rungan yang berada di Kota Palangkaraya, Kabupaten Gunung Mas dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng), perlu perhatian khusus untuk dilestarikan, mengingat keberadaannya sangat penting bagi kelangsungan hidup banyak satwa liar.

“Melalui penelitian yang kami lakukan, terungkap keragaman satwa liar yang tinggi termasuk sejumlah spesies langka dan terancam di kawasan ini,” kata Ketua Yayasan Borneo Nature Foundation (BNF), Juliarta Bramansa Ottay di Palangkaraya seperti dilansir dari Antara, Jumat (8/3/2019).

Melalui pengamatan kamera jebakan dan survei fauna, pihaknya berhasil mendokumentasikan sebanyak 34 spesies mamalia yang 19 di antaranya dilindungi oleh hukum dan 108 spesies pohon yang 12 di antaranya juga rentan dan terancam.

Kemudian sebanyak 118 spesies burung yang 27 di antaranya dilindungi oleh hukum, 20 spesies reptil dan amfibi yang 5 di antaranya juga dilindungi oleh hukum serta 20 spesies ikan.

World Conservation Union (WCU) mengklasifikasikan, dua dari spesies ini statusnya sangat terancam punah, yakni orangutan Kalimantan dan ibis berbahu putih. Kemudian empat lainnya berstatus terancam punah dan 16 dalam kondisi rentan.

Baca Juga:Orangutan Tersesat di Desa Lampeong II Dilepasliarkan di Hutan Lindung Gunung Lumut

“Mereka semua menghadapi ancaman kepunahan yang tinggi di masa depan, makanya penting bagi kita untuk melestarikannya,” paparnya.

Juliarta menjelaskan, rangkaian penelitian berkualitas tinggi sengaja pihaknya lakukan untuk menyediakan informasi berbasis bukti ilmiah bagi pengelolaan dan strategi pelestarian serta pembuatan kebijakan di masa mendatang terhadap bentang alam Rungan.

Khususnya berupa identifikasi, deskripsi dan penelitian potensi konservasi serta menghasilkan rencana dimaksud untuk wilayah tersebut bersama masyarakat, pemerintah dan pihak terkait lainnya.

Sementara itu, pada penilaian kelayakan habitat dan populasi orangutan tahun 2016 yang dilakukan KLHK dan FORINA, lanskap Rungan berada pada urutan ke-4 prioritas konservasi orangutan dengan proyeksi meta-populasi sebanyak 2.260 orangutan.

“Hutan Rungan merupakan salah satu lokasi populasi orangutan terbesar di dunia, berada di wilayah yang tidak dilindungi serta memiliki rencana alih lahan hutan,” ungkap Juliarta.

Diharapkan melalui sejumlah upaya yang telah dan sedang dilakukan, mampu melindungi keanekaragaman hayati dan mencegahnya dari berbagai potensi kerusakan maupun upaya perusakan dari oknum tidak bertanggung jawab.

Baca Juga:Diduga Tersesat, Orangutan Masuk Dekati Permukiman di Desa Lampeong II

Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner