bakabar.com, BANJARMASIN - Mengkhatamkan Al Quran dalam satu malam sudah menjadi kebiasaan langka di zaman ini, apalagi jika hal itu dilakukan rutin di tiap malam.
Rutinitas mengkhatamkan Al Quran di tiap malam itu diketahui dilakukan Tuan Guru H Husin Qaderi Al Banjari di masa hidupnya.
Sebagaimana dituturkan KH Syaifuddin Zuhri, Tuan Guru Husin Qaderi selalu menjalankan kebiasaan mengkhatamkan Al Quran di setiap malam.
"Kurang lebih 40 tahun Guru Husin Qaderi mengamalkannya," ujar Abah Guru Banjar Indah -KH Syaifuddin Zuhri-.
Baca Juga:Tuan Guru H Husin Qaderi Al Banjari (1), Qadhi Santun yang Tak "Makan" Gaji
Menariknya, lanjut Abah Guru Banjar Indah, Tuan Guru Husin Qaderi melakukan rutinitas itu semalam suntuk.
"Shalat subuh dengan wudhu shalat isya," jelas Pengasuh Majelis Bani Ismail, Banjarmasin itu.
Hal itu menurut anak dari KH Abdurrahman Ismail tersebut, dilakukan Tuan Guru Husin Qaderi hingga akhir hayat beliau.
"Guru Husin Qaderi meninggal dengan tenang," ungkap Abah Guru Banjar Indah yang menjadi saksi mata kejadian itu.
Diterangkan Abah Guru Banjar Indah, selain faktor amalan, hal yang membuat orang meninggal dunia dengan tenang adalah kepribadian.
Tuan Guru Husin Qaderi diketahui memiliki kepribadian lembut, dan berdakwah dengan kesantunan.
Dengan sikap lembut Tuan Guru Husin Qaderi, permasalahan yang sukar bisa dengan mudah diselesaikan.
Sebagaimana dikisahkan, suatu ketika Tuan Guru Husin Qaderi berjalan menuju Masjid Al Karomah untuk menunaikan salat berjamaah.
Di sisi jalan, ada anak muda sedang asyik bermain catur. Oleh Tuan Guru, anak muda itu diberi salam. Hanya diberi salam, "Assalamu'alaikum."
Para anak muda itu pun tertunduk layu, menahan malu. Sebab masih asyik bercatur, padahal azan sudah berkumandang.
Mereka pun kemudian mengiringi Tuan Guru ke Masjid untuk menunaikan ibadah. Keesokan harinya, tidak ada lagi pemuda yang main catur di tempat itu.
Cerita tersebut menunjukkan betapa kesantunan Tuan Guru Husin Qaderi tidak membuat dakwah-nya disepelekan. Malah sebaliknya, orang mudah tersentuh hati, meski larangan tidak ditegaskan.
Tuan Guru Husin Qaderi wafat pada 27 Jumadil Awwal 1387 H. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Tunggul Irang Martapura, berdampingan dengan ayah dan sang kakek. Kini, pemakaman tersebut menjadi tujuan ziarah banyak jemaah.
Tuan Guru Husin Qaderi meninggalkan beberapa karya tulis. Di antaranya; Kitab Senjata Mu’min, Kitab Manasik Haji dan Umrah, Kitab Nurul Hikmah, Kitab Khutbah Jumat, dan Kitab Tafsir Al Quran yang tidak sempat diberi judul.
Selain karya tulis, ulama karismatik tersebut juga meninggalkan dua saudara yang juga menjadi ulama, yakni KH Muhammad Rosyad dan KH Badruddin.
Selain itu, beliau juga meninggalkan beberapa anak, di antaranya: H Najmuddin, H Hasan Rusydi, dan H Abdul Muadz dan lainnya.
Editor: Muhammad Bulkini