bakabar.com, BANJARMASIN - Gaji menjadi buruan sebagian orang ketika mencari kerja. Demi gaji besar, banyak orang rela meluangkan waktunya. Bahkan lupa mengisi waktu dengan keluarga.
Namun tentu saja, tidak semua pegawai berlaku demikian, ada banyak pula orang-orang yang bekerja hanya karena kesamaan visi hidup dengan tugas kepegawaian-nya.
Satu di antara pegawai langka itu adalah Tuan Guru H Husin Qaderi bin Tuan Guru Muhammad Zaini bin Tuan Guru H Abdurrahman Al Banjari.
Beliau merupakan keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dari jalur ibu: Hj Sanah putri Niangah putri Hamidah putri Mufti H Jamaluddin putra Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (Datu-datu terkenal Kalimantan Selatan:2013).
Diceritakan KH Syaifuddin Zuhri, Tuan Guru H Husin Qaderi menjabat sebagai Kantor Kerapatan Qadhi di Martapura. Selama menjalankan tugas, ulama kelahiran 17 Ramadhan 1327 H itu selalu menerima gaji layaknya pegawai lainnya. Namun, uang gaji yang dimasukkan ke dalam amplop itu selalu bersarang di laci meja kerjanya.
"Uang gaji itu kemudian dibagi-bagikan beliau pada orang-orang yang berhak," ujar Abah Guru Banjar Indah -KH Syaifuddin Zuhri-.
Ketika betugas menjadi Qadhi, murid tiga ulama besar (KH Abdurrahman -Guru Adu-, KH Kasyful Anwar, dan KH Zainal Ilmi) itu mengutamakan damai dalam penyelesaian masalah rumah tangga kliennya.
"Orang yang sudah 'keras' untuk bercerai, tiba-tiba bisa rukun di tangan Tuan Guru Husin Qaderi," jelas Abah Guru Banjar Indah.
Hal yang demikian, lanjut Abah Guru Banjar Indah, karena kelembutan hati yang memancar di perilaku Tuan Guru (santun), sehingga orang yang bertemu saja merasa teduh hatinya.
Perangai santun dari Tuan Guru yang murah senyum ini, membuat beliau dicintai masyarakat. Sehingga, cerita tentang keberhasilannya menangani masalah di kantor maupun di lingkungannya selalu menjadi keteladanan yang selalu dikenang.
Selain menjadi qadhi, Tuan Guru Husin Qaderi juga menjadi pengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, juga menggelar majelis rutin di Masjid Al Karomah Martapura serta 15 buah Mushalla di Martapura.
Setiap Tuan Guru Husin Qaderi menggelar majelis, selalu dibanjiri jemaah.
Editor: Muhammad Bulkini