bakabar.com, SAMARINDA– Kaltim dinilai memiliki keunggulan dan potensi kewilayahan yang sangat besar, namun belum terkelola optimal termasuk pemanfaatan lahan kritis dan terlantar.
Ke depan, pemanfaatan lahan kritis dan terlantar lebih dimaksimalkan terutama dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi strategis.
Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Ibrahim menyebut, tiga komoditi strategis yang terus dipacu produksinya terdiri padi, jagung dan kedelai (Pajale).
Kaltim menurut dia, cukup potensial untuk pengembangan tiga komoditi strategis itu walaupun dilakukan di lahan kritis atau lahan kering dan terlantar (eks tambang).
"Tiga komoditas strategis kita terus pacu pengembangannya. Terutama padi dan jagung untuk lahan rawa dan kering," katanya dikutip dalam laman resmi Pemprov Kaltim, Rabu 15 Januari 2019.
Baca Juga:Kurangi Banjir, Kaltim Coba Kolam Retensi
Saat ini pihaknya sedang fokus pada pengembangan padi lahan kering atau padi ladang sebab potensi lahan yang masih luas, terutama di Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU), Paser dan Kutai Kartanegara.
Sementara untuk sentra pengembangan jagung masih berada di Kabupaten Berau. Pengembangan berikutnya juga akan dilakukan ke daerah-daerah lain.
Sekarang ini, lanjut Ibrahim, luasan lahan sawah di Kaltim mencapai 30 ribu hektar. Demikian juga luasan lahan jagung mencapai 30 ribu hektar dan terbesar di wilayah Kabupaten Berau.
Ini menjadi salah satu alasan Kabupaten Berau tahun ini kembali meraih Panji Ketahanan Pangan dari Pemprov Kaltim pada puncak HUT ke-62 Provinsi Kaltim 2019.
"Produksi kedelai akan terus kita kembangkan, termasuk komoditas lainnya,” tandasnya.
Selain itu, diakui Ibrahim, padi ladang atau masyarakat biasa menyebut padi gunung selain bagus dikembangkan untuk lahan-lahan kering juga memiliki nilai ekonomi tinggi.
Karenanya, Dinas PTPH berupaya mengajak masyarakat yang memiliki lahan-lahan kering atau ladang untuk bisa menanami padi selain tanaman pangan lain maupun hortikultura.
"Kita tahu kan padi itu kebutuhan pokok masyarakat. Kalau selama ini padi identik dengan sawah, maka mulai saat ini kita mengajak mengembangkan padi ladang," ujarnya.
Dirinya optimis pengembangan komoditis strategis dengan pemanfaatan lahan kering eks tambang akan mempercepat pencapaian swasembada pangan daerah.
"Salah satu kabupaten kita sudah surplus produksi padi walaupun padi sawah. Nah, kalau kita manfaatkan lahan-lahan lain maka Kaltim bisa segera swasembada," ungkapnya.
Selain pengembangan lahan untuk komoditas Pajale, DPTPH Kaltim juga akan meningkatkan kualitas sumber daya para penyuluh maupun para petani dengan memberikan pelatihan-pelatihan.
Dengan begitu para petani semakin maju dalam mengelola pertanian, sehingga berimbas pada peningkatan kesehajahteraan petani.
“Kita harapkan, dengan peningkatan kualitas sumber daya para petani, maka mereka nantinya bisa mengelola lahan pertanian mereka menjadi lebih maju, sehingga peningkatan produksi pertanian juga meningkat dan itu berimbas pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan para petani,” kata Ibrahim.
Editor: Fariz