bakabar.com, BANJARMASIN - Firasat adalah kelebihan yang diberikan Tuhan pada orang-orang saleh yang bersih hatinya. Satu di antara peristiwa yang menunjukkan hal itu terjadi di tahun 1978, saat KH Husin Ali akan berangkat ke Tanah Suci.
Menurut KH Syaifuddin Zuhri, pada suatu perjalanan haji 1978, KH Husin Ali berangkat bersama keluarga dari Martapura, Kalsel. Namun sebelumnya beliau singgah ke kediaman KH M Syarwani Abdan di Bangil, Jawa Timur. Ketika itu Guru Bangil -KH M Syarwani Abdan masyhur dikenal- juga menunaikan ibadah haji dengan membawa rombongan.
Perlu dikatahui, KH Husin Ali ini ulama yang agak ganjil. Apabila beliau melihat masjid, beliau singgah sebentar untuk menunaikan salat, meski hanya dua rakaat. Karena kebiasaan itulah beliau berani menunda naik pesawat.
Baca Juga:Jangan Lupa Cek Kesehatan Hati
"Sin, aku bedahulu. Aku ngalih membawa rombongan (Sin, aku berangkat duluan. Aku agak repot ini karena membawa rombongan, red)," ujar KH Syaifuddin Zuhri mengutip perkataan Guru Bangil kala itu.
"Menurut isyarat Allah Ta'ala, ulun (saya) nanti berangkat habis zuhur," sahut Guru Husin Ali.
Maka ditinggalkanlah Guru Husin Ali sendirian bersama tiket pesawat yang besar kemungkinan akan hangus karena telat. Namun, setelah semua jamaah haji menaiki pesawat, sebuah pemberitahuan mengabarkan pesawat sedang dalam kerusakan. Para jemaah pun akhirnya diminta untuk turun kembali.
Ketika turun dari pesawat, Guru Bangil ditanya, "Kenapa Guru?"
"Husin pang, ujar Allah Ta'ala," ucap Guru Bangil dengan tersenyum.
Tahun itu, KH Husin Ali wafat di Makkah Al Mukarromah dan dimakamkan di pekuburan Jannatul Ma'la, tidak jauh dari makam ayah beliau (Syekh Ali Al Banjari) serta kakek beliau (Syekh Abdullah Al Banjari).
Baca Juga:Istana Topkapi Simpan Peninggalan Rasulullah SAW, apa saja?
Editor: Muhammad Bulkini