bakabar.com, BANJARMASIN - Sosok Dilembu Mangku Rat yang disebut dalam Babad Lombok sebagai penyebar Islam diperkirakan Sejarawan Banjar, Mansyur, bukanlah Lambung Mangkurat anak Empu Djatmika dalam sejarah Banjar. Lantas siapa sebenarnya dia?
Sebelumnya, menurut Babad Lombok, nama Dilembu Mangku Rat merupakan utusan (Sunan) Ratu Giri, penguasa Giri Kedaton untuk mengislamkan wilayah Kalimantan.
Dijelaskan Ketua Lembaga Kajian Sejarah, Sosial dan Budaya Kalimantan (LKS2B), Mansyur menjelaskan, apabila dikomparasi dengan naskah Tutur Candi, tokoh yang mula-mula membawa Islam dari Giri adalah Maharaja Sari Kaburungan, Raja Kerajaan Negara Daha.
"Banyak penafsiran bahwa tokoh ini yang identik dengan Dilembu Mangku Rat dalam babad Lombok. Apabila mengikuti penafsiran ini berarti yang bergelar dilembu Mangkurat adalah Maharaja Seri Kaburungan atau bernama lain Raden Sekar Sungsang," ujarnya.
Menurut Hikayat Banjar versi II, lanjut Mansyur, Maharaja Seri Kaburungan atau bernama lain Raden Sekar Sungsang adalah cucu Putri Junjung Buih dan juga cucu Lambung Mangkurat. Dia adalah putra dari pasangan Pangeran Aria Dewangsa dengan Putri Kabu Waringin.
Baca Juga:Babad Lombok Sebut Dilembu Mangku Rat Penyebar Islam di Banjarmasin
Berbeda dengan pernyataan dalam Hikayat Banjar versi I bahwa Maharaja Seri Kaburungan atau Raden Sekar Sungsang adalah cicit Putri Junjung Buih dan juga cicit Lambung Mangkurat.
Kemudian dalam Hikayat Banjar versi II, Maharaja Seri Kaburungan atau Raden Sekar Sungsang alias Panji Agung Rama Nata, pernah merantau ke Jawa dan diduga sudah memeluk Islam.
"Di Pulau Jawa ia mengawini wanita setempat dan memperoleh dua putera bernama Raden Panji Dekar dan Raden Panji Sekar," jelasnya.
Dosen ULM ini melanjutkan, Panji Sekar kemudian bergelar Sunan Serabut karena menikahi puteri Raja Giri. Sunan Serabut dari Giri inilah yang menuntut upeti kepada Putri Ratna Sari/Ratu Lamak (puteri dari Raden Sekar Sungsang dengan Putri Ratna Minasih yang menggantikannya sebagai raja).
Ratu Lamak kemudian digantikan adiknya Ratu Anom yang pernah ditawan ke Jawa karena gagal membayar upeti.
Kesimpulannya, menurut Mansyur, tokoh Dilembu Mangku Rat yang dimaksud dalam Babad Lombok adalah Maharaja Seri Kaburungan atau Raden Sekar Sungsang (alias Panji Agung Rama Nata), bukan Lambung Mangkurat atau Lembu Mangkurat sebagai pemangku/penjabat raja Negara Dipa pasca perpindahan ibukota kerajaan Negara Dipa dari Candi Laras (Margasari) ke Candi Agung (Amuntai).
"Dilembu Mangku Rat adalah Maharaja Seri Kaburungan atau Raden Sekar Sungsang (alias Panji Agung Rama Nata), Raja pertama Negara Daha. Sementara Lambung Mangkurat adalah pemangku/penjabat raja Negara Dipa," pungkasnya.
Baca Juga: Kapal Datu Kelampayan Hampir Tenggelam, Ternyata Jin Ini Pelakunya
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini