bakabar.com, JAKARTA - Tahi lalat punya berbagai bentuk dan kerap muncul di lokasi tertentu di tubuh atau wajah seseorang. Hingga tak jarang warnanya yang mencolok membuat orang menjadikannya sebagai signature.
Ada pula yang justru merasa risih dengan keberadaan benda ini, hingga berusaha menutupi atau bahkan ingin menghilangkannya.
Lalu sebenarnya bagaimana tahi lalat itu bisa muncul, dan apakah tahi lalat berbahaya? Berikut pembahasan selengkapnya.
Apa Itu Tahi Lalat?
Tahi lalat merupakan bintik kecil yang berawarna coklat atau hitam yang berada diatas permukaan kulit.
Hal ini bisa terbentuk karena adanya penumpukan sel penghasil zat warna atau biasa dikenal dengan pigmen kulit bernama melanosit.
Benda yang juga memiliki nama latin nevus ini memiliki arti tanda lahir, dan nama ini masih digunakan untuk istilah medis hingga sekarang.
Nevus sendiri umum ditemui pada bayi yang baru lahir dalam rentang usia 0 sampai 25 tahun.
Bentuk Tahi Lalat?
Setiap individu normalnya memiliki tahi lalat setidaknya sebanyak 10 sampai 40 buah. Ini mungkin tidak disadari oleh kebanyakan orang, karena memang beberapa tahi lalat bentuknya tidak selalu lonjong, namun juga ada yang datar.
Selain itu warna dari tahi lalat juga tidak selalu hitam namun juga ada yang berwarna coklat, bahkan sampai sama persis dengan warna kulit.
Untuk tekstur juga bervariasi ada yang halus dan kasar dan beberapa di antaranya ditumbuhi rambut.
Tahi Lalat dengan Potensi Kanker
Walau kebanyakan dari nevus tidak berbahaya namun ternyata ada nevus yang dapat menjadi tanda dari adanya kemungkinan kanker kulit. Namanya adalah tahi lalat melanoma, yang memiliki beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan yang normal.
Beberapa ciri yang bisa diamati dari tahi lalat melanoma ini diantaranya seperti :
- Memiliki diameter lebih dari 6mm,
- Tahi lalat berubah bentuk, warna dan ukuran
- Tepian lebih kasar dan tidak rata
- Menimbulkan rasa gatal, nyeri sampai mengeluarkan darah
- Bentuk tidak simetris
Risiko Lain dari Tahi Lalat
Terdapat beberapa kondisi yang membuat seseorang lebih memiliki resiko besar untuk terkena melanoma diantaranya:
- Terdapat keluarga yang memiliki riawayat melanoma
- Sering terpapar sinar matahari, radiasi dari sinar UV dan bisa merusak jaringan kulit yang meningkatkan potensi untuk terkena kanker kulit
- Memiliki tahi lalat lebih dari 50 buah
- Seringnya mengkonsumsi obat seperti antidepresan dan antibiotik yang dapat membuat kulit lebih sensitif dengan sinar matahari.
Mencegah Tahi Lalat Melanoma
Pada umum tahi lalat tidak dapat dicegah, namun kemungkinan untuk memperkecil peluang venus menjadi kanker kulit dapat dapat dilakukan dengan mengurangi paparan langsung dari sinar matahari.
Jika memang diharuskan beraktifitas di luar ruangan, minimal gunakan payung atau perlengkapan lain yang dapat mengurangi paparan langsung dengan matahari.
Ternyata tahi lalat merupakan sesuatu yang normal dan alamiah, maka dari itu tidak perlu malu dengan tahi lalat yang dimiliki. (Thomas)