bakabar.com, BANJARMASIN – Memasuki kemarau panjang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan berhasil memetakan tiga kabupaten se-Kalsel yang berpotensi mengalami kekeringan ektrem.
“Kabupaten itu di antaranya Banjar, Barito Kuala dan Kotabaru,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Wahyudin kepada bakabar.com, Jumat (30/8) pagi.
Kekeringan ekstrem tersebut terbagi di beberapa titik hotspot. Seperti Kabupaten Banjar. Tepatnya di Danau Salak/Lawa, Danau Salak/Gunung Sari, Danau Salak/Tanjung Baru dan Danau Salak/Atanik. Adapun, Batola terletak di Kecamatan Barambai/ Kolam Kanan dan Mekarsari/ Tamban Raya Baru. “Sedangkan, Kotabaru terletak di Pulau Laut Kepulauan/ Tanjung Lala,” bebernya.
Kategori kekeringan ekstrem sendiri, kata dia, dapat diidentifikasikan dari Hari Tanpa Hujan (HTH) yang mencapai lebih dari 60 hari secara berturut-turut.
Berdasarkan laporan Dasarian II Agustus 2019, Kalsel mengalami HTH dengan kriteria sangat pendek yakni 1-5 hari hingga kekeringan ekstrem >60 hari sampai dengan updating data.
“Namun masih terdapat juga di beberapa daerah yang masih mengalami hujan,” ungkapnya.
Kondisi itu dinilai sangat berdampak terhadap kurangnya pasokan sumber air dan peningkatan potensi kebakaran hutan serta lahan atau Karhutla. “Kemudian meningkatnya kerawanan terhadap kesehatan,” pungkasnya.
Berdasarkan data BPBD Kalsel, lahan yang ludes akibat karhutla dari Januari hingga Agustus 2019 luasnya lebih dari 1.832 hektare, dan kini masih terus meluas.
Baca Juga:Nyaris ke Pemukiman Warga, Satgas Karhutla Masih Berjibaku Padamkan Api di Tambang Ulang
Baca Juga:Lagi, Kalsel Waspada Karhutla Hari Ini!
Baca Juga:KPH Cantung Gelar Sosialisasi Pengadaan Tanah dan Pencegahan Karhutla
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz Fadhillah