Antisipasi El Nino

Waspada El Nino, Bapanas Tingkatkan Cadangan Pangan hingga 1 Juta Ton

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan pihaknya siap menghadapi fenomena El Nino yang akan dialami oleh Indonesia pada Agustus - September.

Featured-Image
Waspada El Nino yang berpotensi akan menimpa indonesia bulan Agustus - Septermber. Kepala Badan Pangan Nasional, diminta presiden untuk tingkatkan cadang pangan (apahabar.com/Tangkapan Layar: Ayyubi)

bakabar.com, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan, pihaknya telah siap menghadapi fenomena El Nino yang akan dialami oleh Indonesia pada bulan Agustus - September.

Sesuai arahan Presiden Jokowi, Bapanas diminta untuk meningkatian cadangan pangan. Selama ini, kata Arief, cadangan pangan Indonesia terus meningkat dari yang awalnya 200 ribu - 300 ribu ton, lalu 750 ribu, dan per hari ini sudah mencapai 800 ton beras.

"Tapi itu (cadangan pangan) belum cukup. Perintah presiden untuk satu tahun ke depan kita harus punya stok diatas 1 juta ton," katanya dalam live youtube FMB9ID_IKP di Jakarta, Senin (31/7)

Lalu, ia mengutarakan agar sumber utama pangan seharusnya diproduksi di dalam negeri. Sehingga, pemerintah harus menjaga harga di tingkat petani. Adapun di bagian dihilir, inflasi harus tetap terjaga.

Baca Juga: Waspada El Nino, Bapanas: Stok Pangan Aman hingga Akhir 2023

"Hal tersebut harus kita jaga dengan baik, karena itu akan berpengaruh pada daya beli masyarakat," ungkapnya.

Selain itu, dalam tiga bulan terakhir, Badan Pangan Nasional telah menerima data dari Kemensos. Data itu akan dipergunakan untuk melancarkan bantuan pangan terhadap keluarga peneriman manfaat (KPM).

"Jadi bantuan pangan berupa beras itu ada untuk 21,353 juta KPM, diberikan 10 kilogram, yang akan disalurkan pada Oktober, November dan Desember 2023. Jadi kita harus ganjel supaya saudara-saudara kita ini yang memerlukan enggak kurang," katanya.

Ia mengungkapkan penyaluran bantuan beras merupakan keberlanjutan dari program penyaluran bantuan pangan kepada 21,353 juta KPM dengan total bantuan beras mencapai 640 ribu ton yang telah rampung dilaksanakan.

Baca Juga: Food Loss and Waste, Bapanas: RI Identifikasi Beberapa Kebijakan

"Jadi Bulog ekstra keras kerjanya bersama Bapanas tentunya dan dengan seluruh pemerintah daerah," tuturnya.

Untuk produk-produk selain beras seperti daging, Arief menjelaskan juga telah dilakukan mitigasi dengan memperpanjang umur simpannya dengan menggunakan penyimpanan berpendingin.

"Nah, di sini kita juga akan pastikan bahwa kebutuhan kita sekitar 700.000 ton juga terjaga dengan baik," katanya.

Baca Juga: Mitigasi Kerawanan Pangan dan Gizi, Bapanas Dorong Penguatan SKPG

Untuk produk holtikultura, ia mengakui pemerintah juga terus aktif untuk menjaga ketersediaannya meski harus melakukan impor, seperti bawang putih.

Pada kesempatan itu, Arief menekankan agar setiap kepala di daerah juga harus bertanggung jawab atas ketersediaan pangannya di wilayahnya masing-masing.

"Dari pemerintah pusat tentunya juga akan membantu mendorong kegiatan-kegiatan. Gerakan pangan murah itu dilakukan setiap saat, memindahkan stok dari daerah surplus ke defisit dilakukan setiap hari. Jadi kegiatan ini tidak boleh putus," tuturnya.*

Editor
Komentar
Banner
Banner