Waspada El Nino

Waspada El Nino, Bapanas: Stok Pangan Aman hingga Akhir 2023

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi memastikan stok pangan komoditas strategis Indonesia hingga akhir 2023 aman meski dibayangi adanya fenomena El Nino.

Featured-Image
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, sedang mempersiapkan pangan agar Indonesia siap dalam menghadapi dampak El Nino. (apahabar.com/Tangkapan Layar: Ayyubi)

bakabar.com, JAKARTAKepalaBadan Pangan Nasional (BapanasArief Prasetyo Adi memastikan stok pangan komoditas strategis Indonesia hingga akhir 2023 aman meski dibayangi adanya fenomena El Nino. Dengan demikian, Arief meyakini Indonesia telah siap dalam menghadapi dampak El Nino. 

Selain itu, salah satu pesan Presiden Jokowi kepada Bapanas adalah peduli terhadap sektor keuangan dan energi adalah pangan. Karena itu, dalam sepekan sekali Bapanas harus mengupdate kondisi terakhir.

"Mengenai stok pangan sampai dengan akhir 2023 nanti Stok pangan komoditas strategis kita aman," ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (31/7).

Menurut Arief, penting bagi Indonesia untuk menjaga ketersediaan pangan dan inflasi. Atas dasar itu, pemerintah telah melakukan aksi mitigasi sejak dari dua tahun lalu.

Baca Juga: Food Loss and Waste, Bapanas: RI Identifikasi Beberapa Kebijakan

"Mitigasi kita sebenernya sudah mulai dari tahun lalu, kemudian di awal tahun 2023," jelasnya

Aksi mitigasi diperlukan untuk mengamankan stok pangan, serta sebagai langkah antisipasi menghadapi dampak El Nino.

"Dua minggu lalu pak presiden ngajak ketemu, dan disitu disampaikan El Nino berpotensi terjadi di bulan agustus - september," ungkap Fachri.

Baca Juga: Mitigasi Kerawanan Pangan dan Gizi, Bapanas Dorong Penguatan SKPG

Untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang mungkin terjadi, dalam satu minggu sekali, presiden selalu meminta Bapanas untuk melaporkan kondisi pangan terkini, termasuk dengan stok yang dimiliki.

Sementara itu, khusus mengenai beras, Bapanas telah menugaskan Bulog untuk menyerap sebanyak 2,4 juta ton, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 990.000 ton.

"Produksi dalam negeri menjadi prioritas sehingga kita harus jaga harga di tingkat petani supaya baik, kemudian di hilirnya juga inflasinya terjaga dengan baik karena itu akan berpengaruh kepada daya beli masyarakat," tuturnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner