1. Guncangan besar
Rahma menjelaskan gempa bumi biasa saja, apabila muncul dengan kekuatan magnitudo besar, dampak guncangannya bisa terasa sampai di lokasi yang jauh dari pusat gempa.
Oleh karena itu, gempa megathrust yang diprediksi bakal mencapai Magnitudo 8 hingga 9 itu getarannya akan berkali-kali lipat lebih kuat.
"Kenapa kita tahu guncangan gempanya akan sangat besar? Ya contohnya gempa di Lebak beberapa kali kita merasakan gempa di selatan Jawa, terasa kan sampai Bandung, Jakarta," ujar Rahma.
"Gempa megathrust ini akan berkali-kali lipat lebih besar, itu sampai kita akan sulit untuk berdiri, itu yang akan kita rasakan kalau sampai terjadi," lanjut dia.
Guncangan permukaan yang besar ini juga bisa menyebabkan bangunan yang tidak kuat langsung runtuh begitu gempa. Hal ini pun dapat menimbulkan korban jiwa jika penghuni terlambat untuk evakuasi.
Oleh sebab itu, menurutnya penting bagi bangunan-bangunan di Indonesia, khususnya rumah warga, dibangun dengan desain tahan gempa.
"Bangunan tahan gempa ini bukannya tidak rusak karena gempa, tapi bangunan yang dia enggak langsung rubuh. Secara teori dia tidak akan langsung rubuh begitu guncangan terjadi. Jadi kita masih diberikan waktu untuk bisa selamatkan diri, proses evakuasi ke luar rumah," ujarnya.
2. Tsunami
Gempa megathrust berasal dari dasar laut, otomatis bakal menyebabkan gelombang tsunami dahsyat yang dapat menerjang daratan.
"Tsunami itu kan dia munculnya dari dasar laut dan bergerak sekaligus. Artinya dia membawa energi yang sangat besar," ujar Rahma.
Menurut Rahma tenaga dari energi tsunami sangat kuat. Gelombang tsunami yang hanya setengah meter saja, kata dia, dapat menyapu apabila orang tersebut tidak kuat menahan derasnya arus.
"Jadi, jangankan 2 meter atau 20 meter, setengah meter aja kalau udah bisa kena selutut kita, kalau kita enggak kuat itu bisa keseret juga arus tsunami," lanjutnya.
3. Tanah Longsor
Ancaman bahaya lainnya dari gempa megathrust adalah potensi tanah longsor, khususnya di Pulau Jawa.
Menurut Rahma karakter tanah di pulau Jawa relatif gembur, sehingga di beberapa daerah akan mudah terjadi tanah longsor apabila gempa bumi.
"Kita kemarin diingatkan gempa Cianjur. Cianjur ini waktu 2022 terjadi longsor itu bukan pertama kalinya ada longsor di Cianjur karena gempa," jelasnya.
"Waktu gempa Tasik, Tasiknya di selatan Jawa, tapi di Cianjur ini longsor di beberapa titik, dan beberapa kematian itu disebabkan karena longsor di Cianjur," lanjut Rahma.
4. Likufaksi
Likuifaksi juga bisa menjadi ancaman bahaya ketika gempa megathrust mengguncang. Likuifaksi secara sederhana dapat diartikan sebagai perubahan material yang padat, dalam hal ini berupa endapan sedimen atau tanah sedimen, yang akibat gempa, material tersebut berubah karakternya seperti cairan.
Mengutip laman resmi ITB, likuifaksi hanya bisa terjadi pada tanah yang jenuh air. Air tersebut berada di antara pori-pori tanah dan membentuk tekanan air pori.
"[Likuifaksi] terjadi di daerah yang biasanya yang dari pasir dan jenuh air, kena guncangan. Jadi, kalau ada pasir yang jenuh air, terkena guncangan yang kuat, itu bisa terjadi likuifaksi, itu biasanya kita temukan di daerah pesisir," jelas Rahma.
"Likuifaksi itu kayak tanah yang tiba-tiba jadi kayak lumpur, jadi dia kehilangan daya dukung tanahnya, kalau ada benda berat di atasnya, dia akan amblas ke bawah," lanjutnya.
5. Kebakaran
Menurut Rahma guncangan dahsyat dari gempa megathrust juga dapat menimbulkan kebakaran. Ia mencontohkan bagaimana gempa-gempa besar di Jepang dapat menyebabkan kebakaran.
"Kalau di Jepang ini, beberapa kali kasus kejadian gempa waktu jam masak, itu gampang sekali kompor jatuh kemudian kalau material sekitarnya bisa mendukung kebakaran rumah, itu bisa men-trigger kebakaran," ungkap dia.(*)