Kalsel

Was-was Omicron Masuk Kalsel: Vaksinasi Rendah, Mobilitas Tinggi

apahabar.com, BANJARBARU – Anggota Tim Pakar Covid-19 dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin, memberi atensi…

Featured-Image
Capaian vaksinasi di Kalsel masih jauh dari target. Pakar ingatkan potensi masuknya varian omicron. Foto-apahabar/Riki.

bakabar.com, BANJARBARU – Anggota Tim Pakar Covid-19 dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin, memberi atensi dini untuk Kalimantan Selatan pasca temuan pertama virus corona varian Omicron.

Corona B.1.1.529 ini diyakini tetap jadi ancaman bagi Kalsel. Kendati yang dikonfirmasi Kemenkes pada Kamis (16/12) kemarin bukan warga Banua.

Hasil Whole Genome Sequencing (WGS) varian Omicron diambil dari petugas kebersihan Wisma Atlet pada 8 Desember.

"Artinya ada kemungkinan varian ini sudah menyebar di minggu pertama atau minggu kedua di Indonesia," katanya kepada bakabar.com, Jumat (17/12).

Omicron dikatagorikan WHO sebagai Variant of Concern. Salah satu alasannya karena faktor kecepatan transmisi yang lebih tinggi dari varian Delta.

Meski dari laporan awal resiko infeksi varian ini hanya bergejala ringan, Muttaqin meminta masyarakat agar jangan meremehkan omicron.

"Tapi jangan juga panik yang berlebihan," ujarnya.

Menurutnya, masih terlalu sedikit data untuk menyimpulkan omicron sudah pasti ringan.

Kemudian, belum diketahui bagaimana dampaknya jika varian Omicron menginfeksi kalangan lanjut usia dan yang memiliki komorbid.

"Termasuk yang belum divaksin sama sekali. Yang jelas sudah ada laporan di Inggris pasien meninggal karena varian ini," kata Muttaqin, mewanti-wanti.

Langkah dasar untuk menghindari resiko terpapar adalah menerapkan protokol kesehatan ketat. Memakai masker dan menjaga jarak.

"Begitu pula menghindari kegiatan perjalanan antar daerah dan kegiatan yang sifatnya berkumpul termasuk makan bersama di luar menjadi sangat penting untuk mencegah terjadinya transmisi lokal," tuturnya.

Muttaqin mengingatkan, jika sudah terjadi transmisi lokal, maka akan sangat banyak penduduk yang terpapar Covid-19.

Saat ini mobilitas penduduk sangat tinggi karena ada pelonggaran dan sudah mendekati liburan akhir tahun.

Dirinya menilai pemerintah terlalu cepat mengambil keputusan untuk membatalkan PPKM level III di Indonesia pada akhir tahun.

"Padahal sudah diketahui kemunculan dan bahaya varian omicron," ujarnya.

Selain itu, kata dia, pelaksanaan vaksinasi juga sangat penting. Kekebalan tubuh setidaknya dapat mencegah gejala berat atas dampak varian omicron.

Per 16 Desember, Kemenkes menyebut vaksinasi total di Kalsel sebesar 57% dari target atau 44% dari jumlah penduduk untuk dosis 1.

Sedangkan vaksinasi lengkap sebanyak 36% dari target atau 28% dari sekitar 4 juta penduduk Kalsel.

Sementara capaian vaksinasi khusus penduduk lansia untuk dosis 1 sebesar 37% dari target atau 29% dari jumlah lansia. Sedangkan dosis 2 baru 19% dari target atau 15% dari populasi.

Masih besarnya jumlah lansia yang belum divaksin, khususnya vaksinasi lengkap atau dua dosis menempatkan Kalsel pada posisi rentan jika terjadi penularan masif melalui transmisi lokal di masyarakat.

Kondisi ini, tutur Muttaqin, jadi salah satu tantangan Kalsel untuk melindungi para lansia dari Covid-19 dan varian omicron.

Juru Bicara Tim Satgas Covid-19 Kalsel, M Muslim juga meminta warganya agar tidak panik dengan keberadaan omicron.

Strategi klasik yang mesti dilakukan warga hanya menerapkan prokes secara ketat dan meningkatkan kekebalan tubuh dengan vaksinasi.

"Kami juga terus memperkuat 3T (testing, tracing, treatment)," ucapnya dihubungi bakabar.com, Jumat (17/12).

Dirinya menyatakan pelaksanaan vaksinasi di Kalsel terus digenjot. Target capaian 70 persen pada akhir tahun masih dikejar.

Di samping itu, Muslim memastikan adanya pengetatan mobilitas masyarakat saat libur Nataru. Baik dari dalam maupun di pintu-pintu masuk daerah.

"Pengetatan tetap kita berlakukan, tapi tanpa penyekatan," katanya.



Komentar
Banner
Banner