Pemilu 2024

Warning! Gerindra Puncaki Elektabilitas, Golkar Menguntit PDIP

Survei Centre for Political Communication Studies (CPCS) menunjukan elektabilitas Partai Gerindra mengungguli sekaligus menggeser posisi PDIP yang selama ini do

Featured-Image
Capres Prabowo Subianto memberikan hormat dan balik kanan seperti baris berbaris pada debat capres di KPU, Selasa (12/12) malam. Foto: tangkap layar YouTube KPU

bakabar.com, JAKARTA - Survei Centre for Political Communication Studies (CPCS) menunjukan elektabilitas Partai Gerindra mengungguli sekaligus menggeser posisi PDIP yang selama ini dominan.

Dalam survei CPCS, elektabilitas Partai Gerindra mencapai 19 persen. Sedangkan PDIP tergeser pada posisi kedua dengan perolehan 16,7 persen.

Posisi kedua PDIP berpotensi akan membuat sulit menang untuk ketiga kalinya dalam Pemilu 2024.

"Gerindra diprediksi bakal menggeser dominasi PDIP dalam pemilu legislatif. Berarti PDIP batal mencetak hattrick," kata peneliti CPCS Hatta Binhudi melalui keterangan resmi, dikutip Senin (25/12).

Baca Juga: Survei Litbang Kompas Gerindra Posisi Teratas, Salip PDIP

Naiknya elektabilitas Gerindra, kata Hatta, disebebkan oleh melejitnya Prabowo dan Gibiran dalam gelaran Pilpres 2024. Kondisi tersebut rupanya berimbas pada efek elektoral Gerindra sebagai partai pengusung utama.

Tak hanya Gerindra, partai politik lainnya yang tergabung dalam Koalisi Indonesia maju (KIM) juga mulai menikmati coattail effect dari pengusungan Prabowo-Gibran.

"Gerindra yang paling diuntungkan berkat asosiasi partai tersebut dengan Prabowo sebagai ketua umum sekaligus tokoh sentral sejak awal didirikan," tandas Hatta.

Peta Politik Berubah

Hatta menerangkan Pemilu kali ini memiliki perbedaan dengan konteks politik sebelumnya dibandingkan tahun 2014 dan 2019. Pada dua pemilu sebelumnya Jokowi dan Prabowo merupakan rival politik.

Kini, Prabowo menjadi sekutu kuat yang didukung Jokowi. Hal tersebut menegaskan saat majunya Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres yang mendampingi Prabowo.

Hatta menyebut pasangan Prabowo-Gibran merupakan formasi kepemimpinan nasional yang dianggap bisa menjamin keberlanjutan program Jokowi.

Baca Juga: Gerindra: Prabowo Tidak Bersikap Kasar ke Bahlil

Menyusul di tiga besar, Partai Golkar mengalami kenaikan elektabilitas dari kisaran 7—8 persen kini menyentuh 10,1 persen.

"Jika trennya terus naik, bisa jadi Partai Golkar mengejar elektabilitas PDI Perjuangan, dan menjadi ancaman baru bagi pemenang Pemilu 2014 dan 2019 itu," ujar Hatta.

Selain Gerindra dan Golkar, partai-partai anggota koalisi pengusung Prabowo-Gibran lainnya juga naik tipis, yaitu Partai Demokrat (6,8 persen) dan PSI (6,4 persen). Di jajaran papan menengah ke bawah ada PAN (3,3 persen), Gelora (1,3 persen), PBB (0,8 persen), dan Garuda (0,1 persen).

Baca Juga: Gerindra Sebut Susi Pudjiastuti Potensial Gabung ke Prabowo

Sementara itu, PPP yang turut mengusung Ganjar-Mahfud kembali melemah elektabilitasnya menjadi 2,1 persen. Berikutnya Perindo (1,6 persen) dan Hanura (0,2 persen), yang sama-sama berada pada jajaran menengah ke bawah.

Di kubu Anies-Cak Imin, hanya PKB yang menduduki peringkat lima besar dengan elektabilitas mencapai 6,5 persen. Berikutnya PKS yang nyaris tergelincir di bawah parliamentary threshold menjadi 4,0 persen, dan di bawahnya ada Partai NasDem (2,5 persen), dan Partai Ummat (0,4 persen).

Dua partai baru lainnya masih belum menyatakan dukungan terhadap salah satu capres dan sama-sama nihil elektabilitasnya, yaitu PKN dan Buruh. Sisanya sebanyak 18,4 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Baca Juga: Gerindra Sebut Susi Pudjiastuti Potensial Gabung ke Prabowo

"Partai-partai yang tidak memiliki asosiasi dengan figur capres atau cawapres memang harus berjuang lebih keras karena sulit mendapatkan coattail effect," pungkas Hatta.

Survei CPCS pada tanggal 7—14 Desember 2023 dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Editor


Komentar
Banner
Banner