Pemilu 2024

Warga Akui Jembatan Ngembik Rutin Jadi 'Dagangan Politik' Jelang Pemilu

Warga Rejosari Magelang, Marini (47) mengakui bahwa pembangunan jembatan Ngembik seringkali menjadi bahan jualan para politisi jelang Pemilu.

Featured-Image
Warga yang melintas di Jembatan Ngembik (Foto: apahabar.com/Arimbi)

bakabar.com, MAGELANG - Warga Rejosari Magelang, Marini (47) mengakui bahwa pembangunan jembatan Ngembik seringkali menjadi bahan jualan para politisi jelang Pemilu. 

Namun realita pembangunan masih mangkrak tanpa perubahan. Pada Pemilu 2019 lalu, jembatan Ngembik dijanjikan akan dibangun untuk menjadi medium penghubung antar daerah. Tetapi tak kunjung di bangun. 

"Dulu 2019 sudah pernah ramai kabar jembatan gantung bakal diganti permanen, ada kunjungan dari menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga, tetapi belum juga dikerjakan," kata Marini, Rabu (10/5). 

Baca Juga: Jembatan Gantung Ngembik Magelang Masuk dalam Prioritas Pembangunan Nasional

Ia menerangkan jembatan Ngembik menghubungkan kota dan kabupaten Magelang kembali dijanjikan bakal dibangun pada 2024.

Rencana pembangunan tersebut bahkan disampaikan dan sudah ditinjau langsung Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, Rabu (10/5).

Pada kunjungannya, Ganjar juga menyampaikan, pembangunan Jembatan Gantung Ngembik rencananya bakal menelan dana Rp48 miliar. 

Mendengar kabar tersebut, sejumlah warga Rejosari, Bandongan dan para pengguna jembatan menyambutnya dengan antusias. Meski dibayangi trauma janji politik yang kerap muncul jelang Pemilu. 

Ibu satu orang anak yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang tahu di Pasar Rejowinangun itu mengatakan, pada 2019, kabar jembatan gantung bakal diperbaiki beriringan dengan adanya Pemilihan Umum (Pemilu) Pilihan Presiden (Pilpres) periode 2019-2024.

"Terus terang saja saya tahu waktu itu mau Pemilu tapi ndak nggagas (tidak terlalu peduli)," kata Marini.

Baca Juga: Kisah Para Warga yang Menunggu Renovasi 'Jembatan Seribu Janji' Ngembik Magelang

Kala itu, menurut dia, partai yang mendominasi dan paling sering muncul tokohnya adalah 'merah banteng' atau PDI Perjuangan. 

"Sekedar tahu, kalau yang mendominasi suara di sini itu, tetapi saya bukan aktivis, bukan orang partai dan tidak mau ikut campur," jelasnya.

Marini juga menuturkan, dibanding perolehan suara pemilu kala itu, ia lebih peduli pada masyarakat dan dirinya sendiri yang setiap hari harus melintas di Jembatan Gantung Ngembik.

"Ribuan orang melintas setiap hari, anak-anak juga terutama yang sekolah, saya pun was-was tiap belum sampai rumah, wong ini dilewati saja goyang-goyang," ujar Marini.

Terlebih jika pagi hari, Marini mengatakan, masyarakat yang melintas bahkan sampai antre, belum lagi kalau berpapasan di jalan, maka goyangnya jembatan akan lebih terasa.

Marini setelah melintas di Jembatan Ngembik (Apahabar.com/Arimbihp)
Marini setelah melintas di Jembatan Ngembik (Foto: bakabar.com/Arimbihp)

"Serba salah, kalau pelan takut jatuh, kalau kencang dan papasan miring-miring, apalagi saya kalau pagi bawa ember tahu, keseimbangannya harus ekstra," imbuh dia.

Meski sebenarnya bisa melalui jalan lain, Marini mengatakan, jarak tempuhnya sangat jauh dan memutar sehingga memakan waktu lama.

Baca Juga: Ditinjau Langsung Ganjar Pranowo, Jembatan Gantung Ngembik Magelang Bakal Direnovasi

"Bisa selisi 20 an menit, soalnya muter, belum lagi jalannya ramai dan naik turun," sambungnya. 

Hal senada juga disampaikan Warjito (34), warga Rejosari yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik di Magelang.

Menurut Warjito, selain Pemilu Presiden 2019, saat kabar perbaikan jembatan tersebar, juga sedang ramai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Magelang.

"Tapi saya juga tidak terlalu memperhatikan, yang penting nyoblos, saya tidak terlalu peduli dengan dunia politik," ujarnya.

Menurut dia, keselamatan masyarakat dan kepastian pembangunan jembatan jauh lebih penting.

"Sewaktu jembatannya ditinjau Pak Menteri Basuki PUPR, saya ada, kebetulan lewat, ramai sekali, banyak pejabat daerah dan masyarakat berkumpul," tuturnya.

Namun demikian, menurut Warjito, hingga hari ini, ia belum melihat adanya realisasi jembatan gantung Ngembik yang jadi jalan utamanya bekerja setiap hari.

"Katanya kemarin waktu dikunjungi Pak Ganjar, 2024 akan dibangun, tapi semoga bukan hanya janji atau nge yem-yem di warga saja," katanya.

Baca Juga: Survei SMRC: Ganjar Lebih Dipercaya Lanjutkan Program Jokowi

Lebih lanjut, ia menceritakan, lantaran perbaikannya tak kunjung terealisasi, Jembatan Gantung Ngembik bahkan sempat dijuluki jembatan seribu janji.

"Mau presidennya siapa saja bebas, DPR nya siapa saya tidak mengurus, yang penting jembatan ini diperbaiki, sudah itu saja," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner