bakabar.com, JAKARTA – Sedikitnya enam klub Liga 1 diduga telah menerima aliran dana investasi bodong robot trading.
Dugaan tersebut diapungkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), setelah menganalisis sejumlah data berkaitan.
“Sekitar belasan miliar. Terdapat sekitar enam klub,” jelas Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, seperti dilansir CNN, Sabtu (9/4).
“Aliran duit tersebut berbentuk sponsor. Caranya perusahaan robot trading itu memasang iklan di klub sepakbola terkait,” imbuhnya tanpa merinci keenam klub dimaksud.
Meski tidak dijelaskan, keenam klub tersebut adalah Persija Jakarta, Madura United, PSS Sleman dan Bhayangkara FC.
Kebetulan mereka pernah bekerja sama dengan Viral Blast Global yang diidentifikasi polisi telah merugikan sekitar 12.000 anggota senilai Rp1,2 triliun.
Modus yang dilakukan penggerak Viral Blast Global adalah dengan memasarkan e-book kepada para member untuk melakukan trading.
Kemudian uang para anggota disetorkan ke exchanger untuk diditribusikan kepada pengurus dan leader. Anggota juga diiming-imingi keuntungan tetap dari hasil trading uang yang disetorkan.
Namun faktanya keuntungan yang dijanjikan tersebut diambil dari uang yang disetor nasabah itu sendiri, bukan melalui hasil trading.
Tidak hanya PPATK, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri juga telah menjadwalkan pemeriksaan manajemen Madura United terkait Viral Blast Global.
Diketahui Madura United resmi menandatangani kerja sama dengan Viral Blast Global di awal musim Liga 1 2021/2022. Angka kerja sama selama satu musim tersebut ditaksir mencapai Rp1,8 miliar.
Sebelumnya Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri, Brigjen Whisnu Hermawan, menyebut salah seorang tersangka bernama Zainal Hudha Purnama merupakan mantan manajer Madura United.
“Dari hasil penyidikan, Zainal juga melakukan kerja sama sponsorship ke beberapa klub sepakbola lain,” jelas Whisnu Hermawan.
Dalam kasus tersebut, empat tersangka telah dijerat oleh penyidik. Seorang di antaranya masih dikejar dan telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Selain Viral Blast, Bareskrim Polri juga tengah menyidik sejumlah kasus robot trading seperti DNA Pro dan Fahrenheit.
Sementara Presiden Persija, Mohammad Prapanca, menegaskan urusan klub dengan Viral Blast sudah rampung.
“Soal investasi robot trading Viral Blast sudah beres. Meski akan dicek ulang ke direktorat komersial, setahu saya sudah beres,” tegas Prapanca.
Media Officer Bhayangkara FC, Anggra Bratama Putra, juga menyebut kontrak kerja sama dengan Viral Blast telah diputus di tengah jalan.
“Kerja sama dengan Viral Blast itu murni sponsorship. Setelah banyak masalah di Viral Blast, kami langsung memutuskan kerja sama,” beber Anggra.
Sedangkan Madura United mengklaim akan kooperatif, seandainya telah menerima surat pemanggilan pemeriksaan dari Bareskrim Polri.
“Kalau memang nanti menerima pemanggilan resmi, kami pasti akan kooperatif,” sahut Syaifullah Munir, Media Officer Madura United.