bakabar.com, TANJUNG – Wacana pembangunan bandara internasional di Kabupaten Tabalong terus mencuat. Terlebih setelah rombongan Komisi V DPR RI bersama kementerian, lembaga yang menjadi mitra kerjanya meninjau usulan lokasi pembangunannya di Desa Kambitin, Kecamatan Tanjung, Selasa (19/4).
Komisi V DPR RI melalui Wakil Ketuanya Syaifullah Tamliha, telah berpandangan kalau lokasi ini cocok dibangun bandara internasional yang bisa multifungsi sebagai pangkalan militer.
“Lokasi ini juga sangat strategis karena terletak di antara Provinsi Kalsel, Kalteng dan Kaltim. Karena apapun yang terjadi sekitar IKN itu tentu ada di sini dan Basarnas juga sudah akan membangun kantornya itu di sini,” ucapnya.
Lantas bagaimana pandangan dari BMKG dan Kementerian Perhubungan terkait wacana pembangunan bandara internasional yang pertama diusulkan Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaifullah Tamliha?
Direktur Keamanan Penerbangan pada Kementerian Perhubungan, Budi Prayitno, mengatakan pihaknya supporting untuk bandar udara dan pihaknya di Kemenhub ada tatanan ke bandar udaraan.
“Pertama kami menunggu dari master plant IKN yang telah disiapkan oleh Bappenas. Setelah itu kami akan menindaklanjuti, berkoordinasi dan berkunsultasi dengan pihak-pihak terkait seperti DPR RI dan lembaga terkait untuk mendorong masuk dalam catatan ke bandar udaraan nasional kita,” jelasnya.
“Setelah itu baru kita akan bicara kelebih kecil, lebih teknis, ada amdal, rencana teknis, kawasan operasional keselamatan penerbangan serta hal teknis lain yang mendukung operasional penerbangan,” tandasnya.
Senada dengan Kemenhub, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan, Edison Kurniawan, juga mendukung rencana pembangunan bandara internasional di Tabalong.
Namun ia mengingatkan yang perlu diwaspadai seperti cuaca, sehingga pihaknya akan terus berkoordinasi dengan jajaran Kemenhub dan stakeholder yang lain.
“Kami berharap dapat dilibatkan di dalam pembangunan awal bandara Kambitin Tabalong ini,” pintanya.
“Mengapa sangat penting? Karena kita membangun runway di sebuah bandara tersebut sehingga biasanya kami meletakan peralatan khusus untuk mengukur kondisi cuaca seperti angin, temperatur dan tekanan udara itu membutuhkan waktu, sehingga data-data itu nantinya bisa kita gunakan arah angin dominannya seperti apa,” sambungnya.
Dijelaskan Edison, pemasangan peralatan tersebut membutuhkan waktu 3 sampai 4 bulan, tapi kalau idealnya 1 tahun. Tapi kalau membutuhkan waktu cepat nanti kami bantu melalui teman-teman di Kalsel untuk data-data di sini sehingga itu sangat penting menentukan arah dari runway.
“Sehingga nanti ada pengaruh dari crosswind, headwind, tailwind dan sebagainya data-data itu bisa menentukan arah perencanaan kita membangun runway sebuah bandara,” bebernya.
“Tentu kami dari BMKG siap membantu dalam rencana pembangunan bandara internasional di Kambitin Tabalong ini,” pungkas Edison Kurniawan.