bakabar.com, JAKARTA - Kasus infeksi penyakit cacar monyet atau monkeypox pertama diSingapuratelah dikonfirmasi oleh pihak berwenang. Penyakit menular itu dibawa oleh seorang warga Nigeria berusia 38 tahun yang tiba pada 28 April dan dinyatakan positif terkena virus tersebut pada 8 Mei.
Kementerian Kesehatan Singapura dalam keterangan resminya seperti dilansir Channel News Asia menyebut pasien tersebut kini dalam kondisi stabil dan menempati ruang isolasi diNational Centre for Infectious Diseases(NCID). Lantas apa yang membuat penyakit tersebut sangat dikhawatirkan oleh Pemerintah Daerah Batam yang berseberangan dengan Singapura?
Seperti diberitakan Channel News Asia, cacar monyet merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh virus, dan ditularkan pada manusia melalui hewan, terutama di kawasan Afrika Tengah dan Barat.
Umumnya penularan diakibatkan oleh kontak dengan hewan terinfeksi, seperti tikus atau hewan pengerat lain.
"Pasien mengatakan sebelum datang ke Singapura, ia menghadiri suatu pernikahan di Nigeria dan mengonsumsi daging hewan liar (bushmeat), yang dapat menjadi sumber penularan virus cacar monyet," ujar keterangan resmi Kementerian Kesehatan Singapura.
Meski menular lewat perantara hewan, namun Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan penularan dari manusia ke manusia juga dapat terjadi lewat kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, luka pada kulit penderita, atau objek yang telah terkontaminasi cairan tubuh penderita.
Untungnya penularan pada manusia ini sangatlah terbatas. Transmisi melalui partikel cairan pernapasan membutuhkan kontak antar muka jangka panjang sehingga penyakit ini biasanya hanya menular kepada anggota keluarga.
"Rata-rata, setiap pengidap akan menularkan infeksi pada kurang dari satu orang saja. Cacar monyet tidak mudah menular seperti flu. Rantai penularan juga dapat diputus melalui pelacakan kontak dan karantina," kata Direktur Eksekutif NCID, Profesor Leo Yee Sin. Ia memastikan, setelah dikarantina diharapkan pasien bisa pulih setelah dua atau tiga hari.
Gejala Cacar Monyet
Umumnya seseorang yang terjangkit virus cacar monyet akan mengalami demam, nyeri, pembengkakan nodus limfa, dan ruam pada kulit. Penyakit ini juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia atau bahkan kematian.
Sebelum menunjukkan gejalanya, cacar monyet biasanya diawali dengan periode inkubasi selama 6-16 hari. Infeksinya kemudian bisa dibagi menjadi dua periode:
Pertama, periode invasi selama 5 hari sejak gejala dimulai, pasien mengalami demam, sakit kepala intens, pembengkakan nodus limfa atau limfadenopati, nyeri punggung, nyeri otot dan kekurangan energi.
Kedua, periode erupsi kulit. Periode ini terjadi 1-3 hari setelah demam dimulai. Pada periode inilah, ruam mulai muncul dari area wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Pada 95 persen kasus, wajah pasien menjadi bagian yang paling banyak mengalami ruam, disusul dengan telapak tangan dan kaki (75 persen kasus).
Ruam ini bermula dari luka datar di area membran mukosa oral (70 persen kasus). Selain itu, luka juga bisa terjadi pada area kelamin (30 persen), kelopak mata (20 persen) dan kornea atau bola mata.
Dalam waktu 10 hari, luka kemudian berevolusi menjadi lepuhan kecil berisi cairan, bintil, dan akhirnya kerak.
Menurut WHO, untuk menghilangkan kerak ini sepenuhnya, diperlukan setidaknya waktu tiga minggu, meskipun pasien telah menjalani perawatan untuk cacar monyet. Sebelum ruam menghilang, pasien juga biasanya menunjukkan kembali gejala khas cacar monyet, yaitu pembengkakan nodus limfa.
Sayangnya belum ada perawatan atau vaksin khusus untuk menangani cacar monyet. Studi menunjukkan bahwa vaksin variola 85 persen efektif dalam mencegah cacar monyet. Namun, vaksin ini sudah tidak lagi diproduksi untuk khalayak umum menyusul eradikasi variola global.
Oleh sebab itu, cara terbaik untuk menghentikan penyebaran cacar monyet adalah mencegah infeksinya.
Baca Juga:Berikut Puasa ala Rasulullah bagi Pasien Penyakit Jantung
Baca Juga:13 Penyakit Penyebab Meninggalnya Petugas KPPS Versi Kemenkes
Editor: Aprianoor