bakabar.com, BANJARMASIN – Video 2 anak sekolah berbaju seragam pramuka sedang bermesraan viral di media sosial.
Pada video berdurasi 27 detik itu, disebutkan jika tempat tersebut berada di depan Indomaret Pekapuran Banjarmasin.
Kabar itu belakangan sudah didengar oleh pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin.
Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin akan melakukan tindakan.
DP3A mengklaim sudah mengetahui identitas dua remaja tersebut.
“Akan kita lakukan asesmen,” kata Kabid Perlindungan Anak DP3A Banjarmasin, Tabiun Huda, Selasa (20/9).
Di sisi lain, meski pada prinsipnya, perilaku kedua anak itu tidak dibenarkan dalam norma yang berlaku di masyarakat, Tabiun menyayangkan perbuatan yang dilakukan oleh warga perekam kejadian tersebut, terlebih menyebarkannya di media sosial.
Sebab, menurutnya, si perekam mestinya bisa saja mencegah dengan cara menegur perilaku dua anak tersebut tanpa merekamnya.
Karena pada dasarnya, imbas video itu tentu akan berdampak luas, khususnya bagi psikologis kedua anak.
“Jika pun bermasalah hukum, kedua anak tetap harus dilindungi. Terlebih ini hanya masalah perilaku,” tekannya.
“Apalagi secara undang-undang kita juga tidak dibenarkan untuk menyebarkan pornoaksi maupun pornografi. Jadi kami minta kepada masyarakat agar tidak sembarangan dalam bertindak,” sambungnya.
Tabiun lantas menekankan, jika kedua anak itu masih punya hak untuk mengenyam pendidikan.
Karena itu, pihaknya akan terus mengawal kasus ini bersama Puspaga Kota Banjarmasin untuk memberikan edukasi serta pendampingan terhadap keluarga yang bersangkutan. Baik untuk si anak maupun orangtuanya.
“Khusus si anak pasti dia mengalami traumatis. Dan itu wajib kita sembuhkan,” imbuhnya.
Tabiun juga mengimbau kepada masyarakat yang sudah terlanjur melihat postingan tersebut, untuk tidak ujug-ujug langsung menjustifikasi dengan berbagai anggapan negatif.
Bukan tanpa alasan, dia menilai perilaku tersebut terjadi lantaran ada beberapa faktor yang membuat hal tersebut terjadi pada si anak.
“Karena itulah, selain menyembuhkan secara psikis. Kita juga wajib menyadarkan mereka dari kesalahan yang dilakukannya dengan cara yang benar,” ujarnya.
“Supaya ke depannya efek psikis anak bisa lebih baik dan tidak membuat mereka berdua depresi akibat kasus ini,” tambahnya.
Tabiun bilang, jika pihaknya akan melakukan koordinasi dengan dinas terkait serta tempat kedua anak bersekolah.
“Pada intinya kita berusaha untuk menjamin agar pemenuhan hak sekolah bagi kedua anak di dalam video itu bisa tetap terpenuhi,” pungkasnya.