Info Kesehatan

Viral Sopir Pajero ‘Pamer’ Masturbasi, Pertanda Ekshibisionisme?

Masturbasi dikatakan menyimpang bila sengaja dipertontonkan kepada orang lain, sebagaimana yang dilakukan seorang sopir Pajero belakangan ini

Featured-Image
Ilustrasi pelaku ekshibisionisme memamerkan alat kelamin di depan orang lain (Foto: Istockphoto)

bakabar.com, JAKARTA - Masturbasi sejatinya adalah bentuk penyaluran hasrat yang lazim. Namun, aktivitas seksual itu dikatakan menyimpang bila sengaja dipertontonkan kepada orang lain, sebagaimana yang dilakukan seorang sopir Pajero belakangan ini.

Berseliweran di media sosial sebuah video yang memperlihatkan pengemudi mobil Mitsubishi Pajero melakukan onani sembari membuka kaca sunroof. Pria itu bahkan menengok ke arah JPO, seolah sadar dirinya tengah direkam orang lain.

Ini pun bukan kali pertama publik ‘diteror’ dengan aktivitas seksual yang dilakukan seseorang. Pada 2019 lalu, seorang pria di Tasikmalaya sengaja melemparkan sperma pada perempuan yang dia temui di jalan.

Apa yang dilakukan kedua lelaki tersebut tergolong sebagai penyimpangan seksual yang disebut ekshibisionisme. Ini merupakan gangguan yang termasuk dalam kategori parafilia, di mana pelakunya memperoleh kepuasan dengan mempertontonkan alat kelaminnya.

Imbas dari Melindungi Ego di Masa Lalu

Larasati dalam Edukasi tentang Penyimpangan Seksual Eksibisionisme kepada Siswa/i SMK Nusantara 1 Tangerang Selatan (2019) menyebut ada sederet hal yang membuat seseorang memamerkan alat kelamin pada orang lain.

Kajian psikologi kriminal melihat tindakan tersebut sebagai bentuk defensif guna melindungi ego dari rasa takut terhadap memori yang direpresi. Senada dengan itu, McManus dkk dalam jurnal Paraphilias: Definition, Diagnosis, and Treatment (2013) pun menyebut hal serupa.

Menurutnya, trauma masa kecil turut ambil andil dalam penyimpangan itu. Beberapa peristiwa yang menyebabkan faktor ini, seperti pelecehan seksual, penderitaan emosional, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami ekshibisionisme.

Guna mengatasi trauma yang demikian, fantasi seksual yang menyimpang pun menjadi salah satu bentuk mekanisme untuk mengatasi trauma masa kecil tersebut (coping mechanism).

Sementara, pendekatan psikodinamika melihat eksibisionis sebagai kegagalan perkembangan anak di fase seksualnya. Adapun dari perspektif kognitif, eksibisionis dilihat sebagai kesalahan dalam proses berpikir seseorang dan preferensi seksual. 

Puas saat Melihat Orang Lain Histeris

Pelaku eksibisionis mendapatkan kepuasan seksual jika melihat orang berteriak atau menangis setelah mereka mempertontonkan alat kelaminnya. Bahkan, mereka semakin merasakan gairah seksual ketika melihat reaksi korban yang demikian.

Meski muncul gairah seksual, ekshibisionis tidak ada tujuan untuk melakukan kontak fisik atau hubungan seksual lebih lanjut dengan korban. Ini pun berpengaruh dalam kehidupan sosial, di mana mereka bakal kesulitan dalam mempertahankan hubungan interpersonal.

Larasati mengatakan pelaku eksibisionisme sering dianggap sama dengan orang gila yang juga suka mempertontonkan alat kelaminnya. Padahal, kedua peristiwa ini adalah dua hal berbeda. 

Karena stigma itu pula, banyak ekshibisionis yang enggan memeriksakan diri ke psikiater atau psikolog. Mereka cenderung menyembunyikan gangguan itu, entah lantaran merasa bersalah, malu, atau memiliki masalah keuangan dan hukum.

Bisa Disembuhkan

Padahal, perilaku ekshibisionisme bisa ditekan bila orang yang mengidapnya rutin menjalani psikoterapi atau terapi obat. Melalui psikoterapi, penderita akan menjalani sesi konseling individu atau kelompok. 

Beberapa topik dalam konseling itu bersifat spesifik, seperti topik pernikahan ataupun keluarga. Psikoterapi diharapkan bisa membantu penderita agar memperbaiki perilaku dan kemampuan berinteraksi secara sosial.

Adapun kalau menggunakan obat, mereka bakal diberikan obat penekan hormon, antidepresi, atau pengontrol mood. Obat-obatan ini umumnya bekerja dengan cara mengurangi dorongan seksual, sehingga perilaku seksual yang menyimpang pun dapat ditekan.

Editor


Komentar
Banner
Banner