Video Viral

Viral Kisah Wanita Non Muslim Sekolah di Yayasan Islam, Lulus Jadi Mualaf

apahabar.com, BANJARMASIN – Kisah seorang wanita non muslim yang menjadi mualaf usai bersekolah di Yayasan Islam…

Featured-Image
Kisah seorang wanita non muslim yang menjadi mualaf usai bersekolah di Yayasan Islam viral di media sosial. Foto-istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Kisah seorang wanita non muslim yang menjadi mualaf usai bersekolah di Yayasan Islam viral di media sosial.

Kisah wanita yang mengaku mendapatkan hidayah tersebut dibagikan oleh akun Tiktok @steeeeepp.

Melalui unggahannya, ia menunjukkan foto saat masih duduk di bangku sekolah dan momen saat proses menjadi mualaf.

“Dear temen temen sekolah, Lihat aku sekarang😇 #fyp. Dari kecil sekolah di Yayasan Islam, satu sekolah dan satu angkatan aku Kristen sendiri. Pas lulus sekolah jadi… Allah SWT kekasihku dan kenalin nama aku Annisa,” tulis akun TikTok @steeeeepp seperti dikutip bakabar.com pada Jumat (18/3).

@steeeeepp

Dear temen temen sekolah, Lihat aku sekarang😇 #fyp

♬ suara asli – SUKA KAMU – SUKA KAMU

Di video selanjutnya ia juga menunjukkan momen saat berada di Masjid Agung Jami Malang pada 10 November 2021 untuk mengucapkan kalimat syahadat.

Video berdurasi 28 detik itu sudah ditonton lebih dari 4,1 juta views. Warganet pun ikut terharu dan mendoakan agar ia istiqomah.

“Masya Allah, turut berbahagia. Semoga istiqomah di jalan Allah SWT,” komen @anee***.

“Lingkungan itu memengaruhi, dari SD-SMP-SMK semua teman saya Islam, selepas lulus saya memilih menjadi mualaf,” ujar @elli***.

@steeeeepp

sebuah dokumentasi yg sangat berharga, Bukti indah & baiknya Allah di kehidupan aku, aku bukan yg sempurna masih banyak Ilmu yg harus aku pelajari🙏🏻

♬ suara asli – ♥️ – ♥️

Simak kisahnya di halaman berikutnya :

Dilansir dari Detik, pemilik akun TikTok @steeeeepp adalah Annisa Stefanny Maureen Erlangga. Ia mengaku menempuh pendidikan di sekolah Islam pada saat SMP.

“Aku dari TK sampai SMK, mama aku sebagai orang tua tunggal dan kepala keluarga. Jadi, hampir tidak pernah ada waktu untuk melihat perkembangan aku. Awalnya memang cari sekolah yang terdekat dari rumah, kebetulan yang ada yayasan Islam di SMP Jakarta Barat dan pindah ke Bekasi pas SMK yayasan Islam juga yang dekat dengan rumah,” ungkap Annisa seperti dikutip bakabar.com dari Detik, pada Jumat (18/3).

Diakui Annisa, saat itu ia masih memeluk agama Kristen.

“Setiap ada masalah aku selesaikan sama tokoh kepercayaan aku. Dimana beliau juga ustaz yang baik yang bisa support aku. Ini salah satu contoh toleransi dari orang sekitar sekolah,” jelas Annisa.

img

Momen saat Annisa mengucapkan kalimat syahadat. Foto-Istimewa

Annisa mengatakan lingkungan sekelilingnya mayoritas beragama muslim. Usai mempelajari ilmu agama Islam di sekolah, wanita yang kini tinggal di Malang, Jawa Timur itu mantap untuk memeluk Islam.

Dia juga memutuskan menjadi mualaf setelah melewati berbagai ujian dalam hidupnya.

“Pada 10 November 2021 yang menurut aku tanggal dan bulan yang bagus. 10 November sebagai hari pahlawan dan bulan November tahun kemarin itu banyak ujian hebat yang aku laluin,” terang Annisa.

“1 November aku ulang tahun. Aku buat acara di panti asuhan dan panti jompo di Malang. 2 November calon suami aku meninggal. 8 November aku belajar tentang mualaf secara tauhid di Mojokerto sama pak kyai di pondok pesantren. 10 November mualaf secara resmi sekaligus aqiqah, dan 28 November. Aku nggak jadi lamaran untuk menikah sedangkan sudah banyak persiapan, dan di akhir November bisnis bangkrut dan aku ditipu puluhan juta,” jelasnya lebih lanjut.

Saat masa sulitnya itu, ia hanya bisa pasrah dan ikhlas. Baginya, ustaz kepercayaannya adalah pengganti sosok ayah. Ia pun membagikan seluruh keluh kesah dalam hidupnya pada sang ustaz.

“Aku punya tokoh kepercayaan, karena aku nggak punya sosok ayah jadi aku cari seseorang yg bisa jadi guru agama dan tempat aku cerita. Karena sekian banyak cobaan pastinya stres banget tapi Alhamdulillah hati aku selalu yakin kalau cobaan ini bisa aku lewati dengan percaya sama Allah,” jelasnya.

Wanita berusia 21 tahun itu mengaku mendapatkan dukungan penuh dari sang ibu saat menyampaikan keinginannya memeluk agama Islam.

“Mama selalu buat aku support apapun yang memang terbaik buat anak-anaknya, pastinya aku bisa percaya dengan agama Islam karena mama mengutamakan soal ilmu sosial dan dari kecil aku memang butuh orang sekitar untuk melengkapi hidup aku yang ke mana-mana sendiri,” lanjut Stefanny yang terbiasa hidup mandiri sejak kecil.

Anak bungsu dari tiga bersaudara ini menjelaskan ibunya banting tulang, agar kebutuhan keluarga bisa terpenuhi. Karena sang ibu sibuk bekerja, jadi jarang memperhatikannya.

“Mama selalu sibuk dengan kerjaan dan lebih mementingkan materi untuk kebutuhan anak-anaknya. Sedangkan aku untuk bertumbuh baik aku butuh sosok orang tua atau pembimbing,” ucapnya.

“Jadi, aku berpikir untuk memanfaatkan orang sekitar supaya bisa kasih perhatian, nasihat bahkan di zaman sekolah setiap pulang sekolah aku sering cari orang jalanan anak pengamen atau pengamen, pemulung, tukang kebersihan buat jadi tempat ngobrol aku,” lanjutnya lagi.

Annisa mengaku mempunyai banyak orang tua angkat dan tidak pernah memilih lingkungan pertemanan.

“Karena saudara aku jauh dan aku lebih nyaman kenal mereka. Soal pertemanan tidak pernah ada yang mandang soal agama, suku dan lain-lain semua baik. Mungkin karena aku punya ilmu pengalaman sosial sedari kecil jadi aku bisa memposisikan diri dan aku punya orangtua angkat banyak hehe,” imbuhnya.

Annisa yang kini sudah berhijab mengungkap apa yang dirasakannya setelah menjadi mualaf.

“Ibadah salat jadi tempat paling aku suka, hati lebih tenang, ungkapin segala isi hati lebih gampang karena ada lima waktu. Dan lebih sadar lagi di saat kondisi susah Allah nggak akan kasih kita orang lain untuk kita bergantung. Dan aku nggak akan mau buat rencana sempurna kecuali sudah Izin dari Allah,” pungkas Annisa.

img

Potret Annisa yang kini berhijab. Foto-istimewa



Komentar
Banner
Banner