Pemilu 2024

[VIDEO] Capres 2024 Perlu Pikirkan Solusi Pemulihan Korban Karhutla

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) meminta calon presiden yang maju dalam Pemilu 2024 agar memikirkan solusi terhadap pemulihan para korban kebakaran

bakabar.com, JAKARTA - Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) meminta calon presiden yang maju dalam Pemilu 2024 agar memikirkan solusi terhadap pemulihan para korban kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

Sejauh ini, Elsam menilai ketiga calon presiden yang maju dalam pemilihan umum belum secara spesifik memaparkan upaya mereka memulihkan korban karhutla. Pasalnya, karhutla terus terjadi, setidaknya dalam 2 dekade terakhir.

Puncak karhutla terjadi pada tahun 2015. Saat itu, 2,6 juta hektar lahan terbakar di wilayah Kalimantan yakni Kotawaringin Timur, Seruyan dan Palangkaraya.

Mendekati pergantian pemimpin, Elsam mengamati sangat minim visi-misi calon presiden yang membicarakan tentang kasus karhutla. Kalaupun ada hanya membicarakan porsi ekonomi dan lingkungan saja.

Baca Juga: [VIDEO] Debat Capres, Prabowo Ingatkan Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi

Oleh karena itu, para kandidat capres perlu memiliki visi-misi jelas terkait pemulihan korban kebakaran hutan dan lahan, karena kabut asap menyebabkan jutaan orang menderita infeksi saluran pernapasan sepanjang tahun, bahkan merenggut korban nyawa.

Sebelumnya, 15 desember 2021 sempat ada petisi kepada Komnas HAM untuk melakukan investigasi terhadap perusahaan yang diduga sebagai dalang bencana kabut asap, pada periode 2015 -  2019. Namun hingga kini, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Senada, JPIC Kalimantan mengungkapkan mayoritas korban terdampak karhutla adalah anak-anak, ibu hamil dan lansia. Selain itu, masyarakat adat kerap dituding sebagai dalang karhutla, sehingga mendapat kriminalisasi.

Setara Institute yang hadir di acara tersebut menilai, pelaku karhutla yang berasal dari perusahaan bisa diancam dengan skema pasar. Melalui skema pasar, perusahaan akan takut karena berhubungan dengan citra dan pendapatan yang akan berkurang.

Video Journalist: Andini Dwiutari
Video Editor: Iskandar Zulkarnaen
Produser: Jekson Simanjuntak

Editor
Komentar
Banner
Banner