bakabar.com, JAKARTA - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) melakukan investigasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam tragedi berdarah Kanjuruhan. Bahkan TGIPF mengklaim sudah memegang barang bukti penting terkait kejadian kerusuhan sepak bola itu.
"Investigasi yang kita lalukan dengan mendatangi dan mewawancarai berbagai pihak, serta mendapatkan bukti-bukti pendukung yang menjadi bahan analisis tim," ujar anggota TGIPF, Doni Monardo, dikutip Sabtu (8/10).
TGIPF melakukan Investigasi pada setiap tahapan di antaranya mulai dari perencanaan pertandingan, persiapan, pelaksanaan, hingga, terjadinya kerusuhan dan penanganan korban pascakerusuhan.
"Sehingga kita bisa menemukan siapa yang bertanggungjawab di setiap tahapan itu," ujar Doni.
Adapun barang bukti yang sudah didapat yakni CCTV di dalam stadion yang diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Doni menambahkan saat ini video-video yang menggambarkan sejumlah kejadian di berbagai titik juga telah dikumpulkan oleh TGIPF.
“Berbagai alat bukti penting yang kota dapatkan ini nantinya akan memperkuat dan mempertajam analisis kita sehingga peristiwa Kanjuruhan ini dapat kita ungkap secara menyeluruh dan independen,” lanjutnya.
Adapun keterangan tentang penggunaan gas air mata, sampai saat ini TGIPF sedang dikumpulkan dan didalami oleh tim, baik dari pihak pengamanan, panitia pelaksana, maupun dari pihak korban.
Kareng itu, TGIPF hari ini akan melanjutkan misinya untuk mengunjungi Stadion Kanjuruhan untuk memastikan kondisi dan standar kelayakan stadion.
"Termasuk pintu-pintu dan kelengkapan personil petugas (steward) di setiap pintu," ujar mantan Ketua BNPB itu.
Dirinya menyebut akan menemui korban luka yang telah kembali ke rumah. Kedatangannya tersebut bermaksud agar mendapatkan kesaksian yang lebih utuh tentang peristiwa pada malam itu. Termasuk di antaranya keterangan dari sejumlah dokter yang menangani para korban akan didapatkan.
Tim yang diketuai langsung oleh Menko Polhukam Mahfud MD ini praktis bekerja 24 jam untuk memenuhi ekspektasi publik atas pentingnya segera menghasikan pencarian fakta yang menyeluruh atas Tragedi Kanjuruhan.
Sebelumnya, tim yang dibagi dalam sejumlah kelompok itu bekerja secara simultan dengan mendatangi para pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pertandingan sepakbola tanggal 1 Oktober lalu.
Satu tim mendatangi pihak panitia pelaksana, pengurus klub Arema, dan berdialog dengan perwakilan supporter. Sedangkan tim lain mendatangi Polres Malang, Satuan Brimob Malang, dan Kodim 0808 Kab Malang.
Tim ini sebelumnya juga sudah mendatangi sejumlah pihak di Surabaya. Satu tim lagi berada di Jakarta yang bertugas mendapatkan keterangan yang bisa diakses dari Jakarta.
.